Semester I 2023, Kontribusi Pajak Industri Manufaktur Capai 27,4%

marketeers article
Ilustrasi industri manufaktur. (FOTO: 123rf)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sepanjang semester I tahun 2023 industri manufaktur menjadi sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap pajak yang diterima negara. Tercatat, sektor industri mampu berkontribusi sebesar 27,4% terhadap total penerimaan pajak sebesar Rp 970,2 triliun.

Febri Hendri Antoni, Juru Bicara Kemenperin menuturkan besarnya kontribusi pajak yang diberikan industri manufaktur menjadi indikasi sektor ini masih cukup produktif. Kendati demikian, penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan sedang mengalami tren menurun.

BACA JUGA: Semester I, Industri Manufaktur Raih Investasi Rp 270,3 Triliun

“Indikator-indikator masih menunjukkan bahwa kinerja sektor industri tetap produktif. Inilah yang terus kami jaga,” kata Febri melalui keterangannya, Rabu (26/7/2023).

Menurutnya, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di antara lebih dari 40 negara di dunia yang disurvei oleh S&P Global, sekitar 61,9% di antaranya mengalami kontraksi yang ditunjukkan oleh PMI di bawah 50. Selanjutnya, Indonesia selama 22 bulan berturut-turut atau hampir dua tahun terus berada di fase ekspansif dengan nilai PMI manufaktur di atas 50.

BACA JUGA: Sepanjang 2022, Industri Manufaktur RI Tumbuh 5,01%

Kondisi PMI manufaktur dunia pada Januari hingga Agustus 2022 berada di posisi ekspansi, namun kontraksi dengan rata-rata di angka 49 pada September 2022 hingga Juni 2023. Kendati demikian, PMI manufaktur Indonesia dan Asia Tenggara (ASEAN) masih lebih baik dibandingkan PMI manufaktur dunia, dengan rata-rata di atas 50.

Berdasarkan laporan S&P Global, ekspansi sektor industri manufaktur Indonesia yang cukup tinggi, dari 50,3 pada Mei 2023 menjadi 52,5 pada bulan Juni, didorong oleh peningkatan permintaan baru. Ini mengakibatkan kenaikan produksi, yang juga turut berdampak pada bertambahnya jumlah tenaga kerja.

Indikator ini juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis oleh Kemenperin. Pada Juni 2023, IKI mencapai 53,93 atau meningkat 3,03 poin dibandingkan Mei 2023. Nilai tersebut didorong oleh meningkatnya IKI di 21 subsektor industri.

“Mayoritas pelaku industri menyatakan bahwa kondisi usaha secara umum mengalami peningkatan dan memiliki pandangan positif terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan,” ujarnya.

Kinerja sektor industri pengolahan nonmigas juga terlihat dari utilisasi yang berada di sekitar 70% pada Januari hingga Juni 2023. Hal ini menunjukkan tingkat produksi industri yang relatif stabil, lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 hingga 2022 dan beranjak kembali menuju ke kondisi sebelum pandemi di angka 76%.

Sebagai salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan kontribusi sektor manufaktur tertinggi terhadap output global berdasarkan data United Union Statistics Economics, Indonesia terus mengejar peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri. Kemenperin menjalankan kebijakan industrialisasi berbasis hilirisasi industri sehingga peningkatan nilai tambah komoditas dapat dioptimalkan di dalam negeri.

“Dengan nilai ekspor yang berlipat dibandingkan dengan hanya mengekspor raw material, sektor industri mampu memberikan kontribusi lebih banyak bagi devisa negara,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related