Semester I, Realisasi Kredit Ultramikro PIP Tembus Rp 22 Triliun

marketeers article
Usaha ultramikro, sumber gambar: 123rf

Pusat Investasi Pemerintah (PIP) melaporkan hasil pembiayaan kredit usaha ultra mikro (UMi) hingga semester I tahun 2022. Tercatat, sejak pertama kali program tersebut diluncurkan tahun 2017 telah menyerap anggaran sebesar Rp 22 triliun untuk 6,4 juta debitur.

Ririn Kadariyah, Direktur Utama Badan Layanan Umum (BLU) PIP mengatakan sejak tahun 2017 jumlah debitur yang menerima kredit tersebut terus melonjak. Tercatat, pada tahun itu sebanyak 307.033 debitur menerima kredit dengan total anggaran sebesar Rp 753,2 miliar. Kamudian, tahun 2018 angkanya melonjak menjadi 557.112 debitur dengan serapan anggaran Rp 1,56 triliun.

Pada tahun 2019 kembali terjadi kenaikan menjadi 809.926 debitur yang memakan anggaran Rp 2,7 trilun. Pada tahun 2020 dan 2021, jumlah debiturnya mencapai 1,7 juta dan 1,9 juta. Adapun anggaran yang digunakan sebesar Rp 6,013 triliun dan Rp 7,03 triliun.

“Pada 2022 ini dengan melihat kebutuhan masyarakat yang sangat besar, target penyaluran 2022 adalah 2 juta debitur. Sampai semester I kami bisa menyalurkan kepada 1 juta debitur, artinya ini tercapai 50% lebih. Target semester I memang 50%, kami bisa mencapai 50 persen lebih sedikit dengan nilai total penyalurannya Rp 3,95 triliun,” ujar Ririn dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Menurutnya, besarnya penyerapan kredit untuk usaha ultramikro terjadi karena skema yang dilakukan dengan sistem jemput bola. Para petugas secara langsung mendatangi masyarakat, khususnya bagi ibu-ibu yang membutuhkan modal usaha.

Alhasil, kata Ririn, para penerima kredit didominasi oleh perempuan sebanyak 95%. Selanjutnya sisanya, 5% adalah laki-laki. Mereka mendapatkan pinjaman dengan jumlah di bawah Rp 5 juta dengan persentase sebesar 90,68%.

Sementara itu, jumlah peminjam yang menggunakan skema kredit syariah angkanya terus melonjak sebesar 44,7%. Kemudian, sebanyak 92,97% debitur yang merupakan pelaku usaha ultramikro bergerak pada sektor perdagangan.

“Untuk jangkauan kredit sudah mencakup 509 kabupaten dan kota dari total 514 kabupaten dan kota yang ada di Indonesia. Sebanyak 92,29% kreditur mengambil pinjaman dengan tenor sampai dengan 12 bulan,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related