Sempat Terhempas Pandemi, Mitufaya Justru Tingkatkan Skala Bisnis

marketeers article

Mitufaya menjadi satu dari jutaan UKM Indonesia yang menghadapi penurunan omzet karena pandemi. Namun, tantangan yang dihadapi tidak membuat owner Mitufaya menyerah. Mila bersama sang suami, Taufiq justru memutar otak dan menyesuaikan strategi dengan perubahan yang ada.

Sebelum pandemi, Mitufaya mulai berekspansi untuk menjangkau pembeli di luar Malang. Mereka bahkan menyiapkan strategi dengan menggandeng influencer namun hal tersebut sempat tertunda karena COVID-19.

Meski masih harus menjalani situasi pandemi, brand make up dan skincare asal Malang ini berkembang  bahkan meningkat skala bisnisnya. “Kami hampir tidak punya pemasukan selama sebulan. Usaha online kami hanya mampu menutup keperluan operasional. Namun, kami punya prinsip untuk tidak berhenti sesulit apapun,” tutur Mila.

Dengan keterbatasan yang ada, Mitufaya kemudian membuka gerai offline dan beauty studio perdana. Mila mengaku yakin bahwa gerai offline ini penting untuk memperkuat kehadiran bisnis serta meningkatkan kepercayaan dari konsumen juga distributor.

Namun, keberanian membuka gerai offline ini juga harus menghadapi tantangan karena tokonya sempat tidak dikunjungi pelanggan. Mitufaya kemudian mengatur strategi baru dan berinisiatig untuk mengadopsi teknologi pembayaran digital.

Strategi ini dilakukan dengan bergabung sebagai mitra Youtap. Dilengkpi teknologi dari Youtap, Mitufaya memberikan beragam opsi pembayaran yang bisa dipilih konsumen. Mulai dari tunai, mobile banking, hingga QRIS. Startegi ini kemudian memberikan hasil yang cukup signifikan. Mitufaya bahkan mencatat 60% transaksi bisnisnya dilakukan secara digital.

Tidak hanya opsi pembayaran, Youtap juga membantu Mitufaya utuk mencatat transaksi penjualan dengan mudah baik yang terjadi offline maupun onine. Sehingga, Mila dapat menganalisis startegi bisnis seperti apa dan stok barang mana yang harus sisiapkan ke depannya.

“Kita tidak pernah tahu tren seperti apa yang akan hadir beberapa tahun ke depan. Namun, dengan adaptasi teknologi digital, bisnis kami bisa bertahan. Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah harus siap dengan perubahan, menangkap peluang, dan jangan patah semangat,” tegas Mila.

Related