Sepanjang Tahun 2021, Keuntungan Unilever Capai Rp 5,7 Triliun

marketeers article
Ilustrasi kantor Unilever. Sumber gambar: 123rf.

PT Unilever Indonesia Tbk mengumumkan terjadi perlambatan penjualan secara domestik pada tahun 2021 sebesar 8% dibandingkan periode yang tahun 2020 (year on year/yoy). Dengan pelambatan tersebut, keuntungan Unilever bisa mencapai Rp 5,7 triliun sepanjang tahun lalu.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengungkapkan, perlambatan penjualan terjadi lantaran merebaknya pandemi COVID-19 yang memukul daya beli masyarakat. Kendati demikian, perseroan tetap berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp 39,5 triliun. Kategori foods & refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4% pada tahun 2021.

“Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun meski menghadapi berbagai tantangan berat sepanjang tahun 2021. Gelombang kasus COVID-19 pascalibur tahun baru dan Idul Fitri, serta munculnya varian Delta mengakibatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia beberapa bulan pada tahun 2021. Hal tersebut telah mempengaruhi daya beli konsumen terutama pada segmen pasar di mana Unilever Indonesia beroperasi,” kata Ira melalui siaran pers yang diterima Marketeers.com, Jumat (11/2/2022).

Menurutnya, kinerja bisnis semakin terpukul oleh melonjaknya harga bahan baku secara internasional. Pada tahun 2020, harga bahan baku yang terus melambung di antaranya minyak mentah (crude oil) dan minyak sawit (palm oil). Kedua komoditas tersebut merupakan bahan baku utama dari produk-produk Unilever.

“Lonjakan harga bahan baku, penurunan daya beli konsumen akan produk kami, dan waktu transisi untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi hanyalah sebagian dari berbagai tantangan yang muncul sepanjang tahun 2021. Oleh karena itu, kami melihat capaian perseroan di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Di sisi lain, Ira menjelaskan, kategori foods and refreshment menjadi salah satu penyelamat bisnis karena adanya perubahan perilaku konsumen selama pandemi merebak. Adapun perubahan tersebut di antaranya seperti terjadinya peningkatan kesadaran konsumen akan kesehatan secara menyeluruh yang dijawab dengan produk-produk seperti Buavita 100%, Daily Vitamins Requirements, dan Paddle Pop Choco Magma dengan Vitamin D.

Ada pula keinginan konsumen untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga yang dijawab dengan produk-produk seperti Royco Saus Tiram dan Wall’s Extra Creamy 3in1 Unicorn. “Pada kuartal IV-2021, perseroan meluncurkan beberapa inovasi lain yang sejalan dengan strategi prioritas perseroan dalam hal perluasan portfolio ke segmen premium dan value serta memperkuat core bisnis,” ujarnya.

Memasuki tahun 2022, lanjut Ira, perseroan optimistis bahwa dengan strategi prioritas yang perusahaan terapkan saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Ke depan, capaian kinerja dan keuntungan Unilever diharapkan akan tumbuh sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Kami optimistis tahun ini, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related