Seperti Apa Timbal Balik Hijabers Community dengan Merek?

marketeers article
20914705 portrait of a beautiful young woman, in a holding in her hands a few shopping bags

Pecinta dunia fesyen maupun kecantikan ingin mendapatkan kabar terbaru seputar dunia yang mereka gemari secepat mungkin. Sebuah komunitas pun menjadi salah satu cara yang membuat mereka terus dekat dengan tren terbaru. Melalui komunitas pula, para beauty & fashion enthusiast ini selalu terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.

Berangkat dari pemikiran itu, komunitas-komunitas fesyen pun bermunculan. Komunitas ini mampu menyedot banyak pengikut dan juga sejumlah brand untuk berkolaborasi.

Salah satu komunitas yang sudah sangat terkenal, yakni Hijabers Community (HC). Komunitas yang terbentuk tahun 2010 ini merupakan sebuah wadah yang diperuntukkan bagi para muslimah yang ingin menjadikan diri mereka produktif dan kreatif.

“Saat ini, HC sudah memiliki tujuh cabang, sepertiBandung, Padang, dan Yogyakarta. Selanjutnya, HC akan membuka cabang baru dalam waktu dekat, yaitu di Bogor dan Malang,” kata Triana Putri Rahmi, Branch Division, Hijabers Community.

Kegiatan yang diadakan HC pun beragam. HC memiliki kegiatan rutin seperti pengajian setiap bulan sekali, sedekah HC, hingga Hijabers Day Out(HDO) per tiga bulan sekali. HDO ini merupakan kelas pelatihan bagi anggota dengan tema yang bermacam-macam, misal kelas public speaking, fesyen, berkuda, hingga belajar memanah.

Selain itu, HC memiliki acara tahunan bertajuk Hijabers Day. Acara yang diadakan selama satu hari ini benar-benar mengajak muslimah untuk menikmati waktu mereka. Dalam acara tersebut, terdapat bazaar, talk show, dan pengajian yang bisa diikuti anggota.

Komunitas ini berhasil menarik para muslimah untuk menjadi bagian dari HC. Pada dasarnya, mereka yang menjadi pengikut di media sosial merupakan anggota. Tapi, HC memiliki kartu anggota yang bisa dijadikan sebagai identitas keanggotaan.

Hingga kini, jumlah anggota yang memiliki kartu keanggotaan mencapai 4.000 orang di seluruh Indonesia. Mereka yang tertarik menjadi anggota cukup membayar Rp 10.000 dan akan mendapatkan kartu anggota yang berlaku seumur hidup.

“Bagi anggota yang memiliki member card, kami menawarkan benefit seperti memprioritaskan mereka untuk hadir di acara-acara HC. Lalu, jika kami bekerja sama dengan brand, mereka akan mendapatkan diskon bila membeli brand itu,” papar Triana.

Berbagai brand pun telah menggandeng HC di berbagai acaranya. Triana mengatakan, pihaknya tidak menginginkan kolaborasi yang eksklusif. Jadi, tidak ada kerja sama yang bersifat jangka panjang. Alasannya, HC ingin semua brand memiliki kesempatan untuk bergabung dengan komunitas ini.

Kolaborasi yang pernah HC lakukan paling lama enam bulan bersama Zalora. Saat itu, Zalora mensponsori acara Hijabers Day. Selain mensponsori acara Hijabers Day, Zalora juga bergabung dengan HC di acara pengajian selama enam bulan.

“Selama enam bulan, kami tidak bisa berkolaborasi dengan kompetitor brand tersebut. Jadi, kami tidak bisa berkolaborasi dengan e-commerce lain,” imbuh Triana.

Dalam berkolaborasi, brand biasanya mendukung acara yang sudah dirancang oleh HC. Sehingga, jarang konsep acara dibuat antara HC dengan suatu brand.

Namun, HC sadar bahwa tujuan brand mendukung acara mereka adalah untuk meningkatkan awareness dan penjualan. Sebab itu, HC akan membantu brand dalam mencapai target tersebut. Meski brand menjadi sponsor acara HC, HC tak ingin acara tersebut diutak-atik brand. Jadi, acara harus tetap berjalan sesuai dengan konsep awal.

“Pernah ada brand yang saat pelaksanaan melenceng dari konsep. Lalu, kami tegaskan kembali kalau itu acara kami. Kami melakukan itu karena kami tidak ingin para anggota kecewa,” kata Triana.

Agar para brand senang berkolaborasi, HC berupaya keras memuaskan mereka. Untuk itu, HC tidak setengah-setengah dalam menjalankan kolaborasi. HC menilai, pihaknya harus memberikan hal positif yang sebagaimana brand berikan pada HC.

Triana menuturkan, meski banyak brand yang mengajak kolaborasi, tapi jumlahnya tidak sebanyak dulu. Bisa dibilang, kini jumlahnya berkurang. Keberadaan para celebgram disinyalir menjadi salah satu alasan yang menyebabkan kondisi ini terjadi. “Sekarang perusahaan kalau mengadakan acara atau kerja sama, mereka lebih memilih celebgram,” katanya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related