Serukan Social Distancing, Brand Global Lakukan Modifikasi Logo

marketeers article

Perjuangan untuk melawan coronavirus (COVID-19) terus dilakukan. Salah satunya melalui kebijakan social distancing. Istilah social distancing menjadi populer dalam beberapa waktu terakhir, utamanya sejak kasus COVID-19 merebak.

Menyadari pentingnya social distancing untuk membantu mencegah dan menanggulangi penyebaran COVID-19, sejumlah merek global pun ikut memberi dukungan. Salah satu caranya adalah melakukan sedikit perubahan pada logo mereka. Mulai dari restoran fast food hingga apparel olahraga semua terlibat dalam kampanye unik ini.

Dilansir dari CNN, McDonald’s Brasil memamerkan perubahan logo yang menunjukkan dua lengkungan emas yang sebelumnya membentuk huruf M. Agensi periklanan menjelaskan bahwa pemisahan sementara ini merupakan penggambaran jarak antara McDonald’s dengan konsumen karena penutupan sejumlah restoran. McDonald’s memberikan opsi pemesanan melalui pesan antar dan drive-thru.

Audi dan Volkswagen (VW) menjadi merek berikutnya yang mengubah logo mereka untuk ditampilkan di media sosial. Dalam video pendek, Audi memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak. Dalam video tersebut terlihat empat cincin lambang Audi terpisah. Dengan promosi video serupa, VW memisahkan huruf V dan W dan diakhiri dengan ucapan terima kasih untuk tetap menjaga jarak.

Coca Cola juga melakukan gerakan serupa. Lewat papan iklan di Time Square, Coca Cola tidak hanya menampilkan huruf-huruf yang terpisah dari logo mereka. Tetapi, mereka juga memberikan pesan, “Staying apart is the best way to stay united.”

Berbeda dengan merek-merek sebelumnya, Nike tidak memisahkan logo mereka. Namun, merek apparel olahraga meluncurkan kampanye di media sosial menggandeng atlet-atlet terkenal seperti pemain NBA LeBron James dan pegolf Tiger Woods. Saat ini, lapangan-lapangan olahraga ditutup karena peraturan social distancing dan larangan untuk berkumpul dalam jumlah besar. Nike memberikan pesan kepada banyak oranbg untuk bermain di dalam rumah, “Play inside, play for the world.”

Dalam situasi seperti ini, merek juga menghadapi dilema. Ketika mereka berusaha berbisnis seperti biasa, mereka bisa saja dianggap tidak peka terhadap keadaan yang ada. Sebaliknya, ketika mereka memberikan imbauan langsung mengenai kondisi yang ada, hal tersebut dapat dianggap sebagai pemicu keresahan. Karenanya, penting bagi merek untuk tetap kreatif, contohnya sudah ditunjukkan sejumlah merek global yang menyebarkan pesan social distancing dengan cara unik.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related