Shipper Gandeng Kemenko Perekonomian Perkuat UKM Nasional

marketeers article
Sumber: Shipper

Shipper, perusahaan teknologi yang menyediakan solusi logistik menjajaki peluang kerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian. Kerja sama tersebut ditujukan untuk memperkuat kebangkitan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) nasional dengan pemerataan distribusi dan efisiensi biaya logistik.

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian menyambut baik dukungan Shipper. Dalam pertemuannya bersama Shipper dan enam brand lokal yang turut diajak perusahaan tersebut, Airlangga juga menekankan pada upaya percepatan UKM untuk onboarding ke digital. 

Menurutnya, digitalisasi merupakan aspek penting dalam upaya mengakselerasi pemberdayaan UKM di era ini.

“Melalui berbagai program seperti Bangga Buatan Indonesia, pemerintah konsisten memberdayakan UKM agar mampu bersaing secara digital. Kami mengapresiasi Shipper yang telah membantu mendukung pemerintah melalui program inkubasi UKM. Kami harap, industri logistik dan pergudangan dapat menjadi salah satu faktor pendukung utama UKM dalam memulihkan ekonomi nasional,” kata Airlangga.

Pemerintah sendiri memiliki target untuk membawa 30 juta UKM onboarding digital pada 2030. Hingga Juni 2022, baru 19,5 juta pelaku UKM yang masuk ke ekosistem digital. 

Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk membantu UKM go digital. Tidak hanya sekadar memasukkan produk ke marketplace, namun juga digitalisasi akses layanan untuk UKM, termasuk logistik dan pergudangan.

Sejak awal berdiri, Shipper berkomitmen untuk memudahkan para pelaku UKM dalam menjalankan usahanya dan menyerahkan kerumitan bisnis mereka melalui layanan end-to-end logistik dan pergudangan melalui semangat “Teman Kamu Berjuang”. Hal itu mulai dari layanan first mile, warehouse & fulfilment, last mile delivery hingga ekspor.

Budi Handoko, Co-Founder & Chief Operation Officer Shipper menjelaskan Shipper menjalankan berbagai program dan inovasi yang selaras dengan prioritas dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. “Di tengah tantangan kondisi ekonomi global, kelancaran arus perdagangan dalam negeri menjadi sangat penting. Kami harap, efisiensi melalui teknologi logistik dan pergudangan Shipper dapat mendukung pertumbuhan bisnis UKM di daerah untuk menopang perekonomian bangsa,” ujar Budi.

Dalam upaya mengefisiensikan biaya logistik antar pulau dan mengurangi ketidakseimbangan distribusi barang, Shipper melakukan transformasi digital melalui teknologi aggregator logistiknya. Teknologi tersebut dapat menghubungkan penjual dan pembeli di seluruh Indonesia dengan penyedia 3PL.

Dengan teknologi ini, UKM dapat menikmati tarif pengiriman terbaik dengan jangkauan yang lebih luas. Berdasarkan catatan Shipper, UKM yang menggunakan teknologi tersebut dapat menghemat  biaya pengiriman hingga 20%.

Selain itu, Shipper juga mendekatkan lokasi barang UKM ke lokasi pasarnya melalui pengelolaan lebih dari 300 smart warehouse yang tersebar di 35 kota di seluruh Indonesia. Layanan warehouse tersebut mengintegrasikan pengelolaan gudang, inventori stok, pengelolaan toko online, penjualan, pengiriman, hingga laporan tracking barang secara real time, dalam satu aplikasi. 

Hal tersebut memudahkan UKM untuk dapat menempatkan barang dagangannya di warehouse Shipper di kota yang menjadi target pasarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related