Siap-siap, Ekonomi dan Bisnis Dunia Menuju Postnormal pada Tahun 2022

marketeers article
Symbol for a post-covid life. Businessman turns cubes and changes words ‘covid life to ‘post-covid life. Beautiful grey background. Medical, business and covid-19 pandemic concept, copy space.

Founder dan Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kertajaya menuturkan proyeksi ekonomi dan bisnis dunia menuju post normal pada tahun 2022 usai merebaknya pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran.

Hermawan menambahkan, selama pandemi aktivitas baik ekonomi maupun sosial berubah. Perubahan pola perilaku tersebut dibagi menjadi beberapa yaitu new normal, next normal dan postnormal. Dari ketiga pola itu, ada beberapa pola yang bersifat permanen dan sementara.

New normal itu dari offline menjadi online, kalau next normal dari online kembali lagi ke offline mulai lagi ketemu orang. Tapi sekarang kita masuk pada postnormal adalah omni atau gabungan dari online dan offline,” ujar Hermawan dalam webinar Helath and Wellness Tourism bertajuk Menuju Karanganyar 2030 Life Center of Nusantara secara virtual, Senin (15/11/2021).

Menurutnya, perilaku post normal akan mulai berjalan pada kuartal II tahun 2022 ketika status pandemi turun menjadi endemi. Adapun pandemi adalah wabah yang menyebar di seluruh negara dengan cepat dan masif. Sedangkan endemi yakni penyakit yang hanya menyebar di suatu wilayah atau negara tertentu.

Syarat dari penurunan status tersebut yakni terjadinya kekebalan massal atau herd immunity, di mana semua orang telah mendapatkan vaksinasi baik dosisi pertama maupun kedua. “Jadi, jangan ditolak perkembangan teknologi itu akan menimbulkan ekonomi, bisnis baru, dan market baru. Mudah-mudahan nanti kalau sudah siap langsung dilaksanakan,” ujarnya.

Peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu melanjutkan, dalam strategi pemasaran   akan mengalami perubahan. Sehingga, cara memadukan kecanggihan teknologi dan keariafan lokal perlu disatukan. Terutama dalam memasarkan potensi pariwisata di suatu daerah.

Hermawan bilang, sifat dari bisnis secara online dan offline memiliki karakterisitik yang berbeda dan saling bertentangan. Hal ini menuntut kejelian dan inovasi dalam melakukan kombinasi keduanya agar dapat meningkatkan penjualan.

“Jadi, tugas kita sesudah ini adalah memastikan orang bisa memadukan dua dikotomi yang kontras-kontras itu bisa dipadukan bukan hanya offline dan online, tapi yang heritage jangan menolak yang modern. Modern dan heritage mesti disatukan,” tandasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related