Siapa Bilang Wisata Halal Tidak Menyenangkan?

marketeers article

Bagi sebagian orang, gambaran Aceh saat ini mungkin adalah daerah dengan Syariat Islam ketat dengan banyak peraturan di sana sini. Soal Syariat Islam, Walikota Banda Aceh tidak menyangkal, namun, soal masalah ketat peraturan, bagi Illiza hal itu adalah hal yang salah.  Justru baginya peraturan itu dibuat untuk membuat nyaman masyarakat, baik penduduk asli maupun para pendatang seperti wisatawan.

“Jangan salah, kami ini punya banyak destinasi wisata indah. kami juga terkenal dengan sebutan kota 1.000 warung kopi. Dan, kedai-kedai kopi di Aceh sudah dialiri dengan jaringan Wi-Fi,” promo Illiza di Jakarta dalam acara Jawa Pos Group Awards 2016 beberapa waktu lalu.

Syariat Islam dan berbagai peraturan yang ditanamkan di wilayah Serambi Mekah seharusnya bagi Illiza tidak menjadi penghalang siapapun untuk datang serta menikmati Aceh dengan berbagai hal positifnya. Misalkan wisatawan yang ingin menghindari maksiat dan menikmati wisata dengan tenang bisa mendapatkannya di Aceh. Jadi, wisata halal sebenarnya bagi Illiza menyenangkan bagi mereka yang tidak ingin mencari masalah.

“Siapapun bisa datang ke Aceh karena kami menawarkan kenyamanan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara tidak perlu takut untuk datang ke Aceh dan mereka bisa tetap bersenang-senang di sini,” sambung Illiza. Ia menyebutkan selain wisata kopi dan halal, destinasi pantai dan pulau-pulau di kawasan Sabang adalah tujuan yang harus dituju oleh wisatawan.

Ia menjabarkan bahwa pulau-pulau seperti Sabang, Weh, sampai Iboih merupakan pesona Aceh yang tidak kalah dengan wilayah-wilayah lain dengan pantai dan wisata dalam laut indah. Beberapa pulau di Aceh dan sekitarnya memang sampai saat ini masih perawan serta belum banyak dikunjungi oleh banyak wisatawan.

Tahu potensi wisatanya begitu besar, Illiza tidak segan-segan untuk memasarkan destinasi itu ke luar negeri. “Kami rajin memarketingkan wilayah Sabang dan sekitarnya ke luar negeri. Kami ingin menciptakan salah satu destinasi halal disegani tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia,” tutup Illiza.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related