SiCepat Melesat Berkat Kampanye Pemasaran 360°

marketeers article

Sejak dua tahun belakangan, SiCepat gencar mengembangkan strategi omnichannel untuk produk-produk dan kampanye pemasarannya. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang ini melakukan distribusi konten secara lintas kanal demi mendongkrak pengalaman pengguna.

“Setiap ada produk dan layanan baru yang kami luncurkan, kami menggelar kampanye pemasaran yang besar agar dampaknya ke masyarakat konsumen juga luas. Kampanye pemasaran ini kami sebut dengan kampanye marketing 360°,”  kata Wiwin Dewi Herawati, Chief Marketing Officer SiCepat Ekspress.

Salah satu produk andalannya adalah HaLu (Harga Mulai Lima Ribu). Sebagai produk, HaLu tergolong omni karena jasa pengantaran untuk sementara ini masih ditawarkan hanya di platform e-commerce. Asal tahu saja, SiCepat saat ini melayani tiga segmen seller, yakni seller di social commerce, di marketplace atau e-commerce, serta segmen business-to-business (B2B).

Layanan HaLu menawarkan biaya kiriman paket yang lebih murah dari biaya paket reguler dan hanya tersedia di platform marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Layanan ini mulai hadir sejak Februari lalu. Dengan HaLu, konsumen e-commerce bisa mendapatkan harga yang lebih murah 30-40% dari tarif reguler.

Produk ini, sambung Wiwin, bukanlah produk promosi karena dijalankan secara berkelanjutan. Meski lebih murah, SiCepat tetap berkomitmen memberikan service experience pada konsumen dengan layanan berkualitas. Dengan ini, Wiwin berharap muncul advokasi sukarela dari kalangan pengguna jasa SiCepat.

Produk SiCepat lainnya yang mendapat sentuhan omnichannel, antara lain H3Lo (Heboh Tiga Kilo), SIUNTUNG, dan GoKil. GoKil alias Kargo Kilat merupakan layanan pengiriman barang di atas sepuluh kilo dengan harga murah. Produk GOKIL bisa mengirim berbagai komoditas dalam jumlah atau ukuran yang lebih besar dengan harga lebih ekonomis, mulai dari Rp 25.000 per 10 kg. Produk GoKil dapat digunakan untuk korporasi, social commerce, dan marketplace yang saat ini tersedia di Tokopedia.

Agar produk-produk tersebut dikenal oleh masyarakat konsumen, SiCepat mengandalkan komunikasi pemasaran 360°. “Kampanye ini melibatkan banyak pihak dan platform, dari public relations hingga influencer, dari selebgram hingga YouTuber. Tak hanya itu, kami juga memanfaatkan media-media cetak, seperti poster dan flyer yang disediakan di outlet-outlet SiCepat. Semua kami pakai untuk amplifikasi pesan,” kata Wiwin.

Dampaknya cukup kentara. Sambutan konsumen terhadap GoKil  terbilang bagus, padahal program ini diluncurkan di masa pandemi COVID-19. Hanya dalam dua minggu setelah diluncurkan, GoKil mendapatkan kenaikan traction sebesar 97% atau hampir sama dengan satu bulan layanan kargo biasa.

Menurut Wiwin, selama dua tahun SiCepat pernah melakukan analisis terhadap praktik komunikasi pemasaran online secara penuh. Hasilnya,  meskipun masyarakat sudah makin melek digital, strategi pemasaran online tidaklah cukup. Pasalnya, SiCepat menemukan ada segmen khusus yang senang datang ke gerai SiCepat yang dikenal dengan drop point PUDO SiCepat.

“Layanan tatap muka ternyata masih digemari oleh banyak konsumen dan kami tidak mau kehilangan pelanggan di segmen ini. Justru di sinilah, kami bisa memberikan pengalaman terbaik bagi mereka dengan pelayanan yang ramah, bersahabat, dan efektif. Di sini, kami juga memberikan media-media pemasaran dalam bentuk flyer, poster, dan sebagainya,” kata Wiwin.

Menurut Wiwin, layanan tatap muka ini digemari di tengah masyarakat sedang mengalami pandemi. Tentu saja, SiCepat juga mengedepankan protokol kesehatan dalam setiap pelayanan di semua gerainya. Dampak bagi bisnis SiCepat cukup terasa. Selama satu semester pada tahun ini, transaksi offline justru meroket hingga 131%.

“Ini menjadi indikasi jelas bahwa pendekatan offline tidak boleh ditinggalkan karena masih ada banyak segmen potensial yang harus dilayani. Data juga menunjukkan kontribusi transaksi offline ini justru terus meningkat. Meski demikian, kami memberikan layanan yang sama, baik konten maupun kualitasnya secara offline dan online mengingat masa pandemi mendorong terjadinya shifting ke digital,” katanya.

Pelanggan yang datang ke gerai SiCepat juga mendapatkan layanan secara omni karena proses transaksi juga dilakukan secara digital dan terintegrasi. Wiwin menyadari, komunikasi langsung di konter tersebut dibutuhkan untuk menciptakan customer intimacy.

 Tim SiCepat tidak hanya melayani transaksi, namun juga berperan sebagai advisor bagi pelanggan. Artinya, menjadi semacam konsultan yang mengarahkan pelanggan mendapatkan layanan yang paling pas dengan kebutuhan mereka. “Gimmick-gimmick yang diberikan selama proses di gerai SiCepat juga mendorong naiknya traction selama enam bulan pertama tahun ini,” kata Wiwin.

SiCepat juga gencar mengedukasi masyarakat konsumen untuk mengadopsi platform digital. Salah satunya dengan program Hujan Hadiah YouTube SiCepat. Program ini berlangsung dari 2 Agustus hingga 22 Desember 2020. Pelanggan cukup mengikuti akun YouTube SiCepat Ekspress dan akun instragram @SiCepat_Ekspres. Pengguna cukup memindai QRCode di kanal kolaborasi tersebut untuk mendapatkan nomor undian.

Dengan berbagai inovasi dan implementasi strategi omnichannel, SiCepat mampu mencetak pertumbuhan signifikan. Pada tahun 2020 kenaikan rata-rata jumlah pengiriman di atas 650.000 paket setiap harinya dengan jumlah seller mencapai 1,4 juta. Selain itu, kinerja SiCepat sekarang ini juga meningkat 110% dengan MoM Growth empat kali lipat setiap bulannya.

“Saat ini, kami sedang mengembangkan superapps yang bisa memenuhi banyak kebutuhan konsumen. Termasuk, di dalamnya ada loyalty dan reward. Kami berencana meluncurkan superapps ini pada akhir tahun ini,” pungkas Wiwin.

Atas prestasinya inilah SiCepat Ekspres mendapat Marketeers Omni Brands of The Year 2020 untuk produk dan kampanye pemasarannya.

    Related