Silvia Yohana: Tidak Ada Stop Button

marketeers article
NEW YORK, USA 17 MAY, 2019: Logo of the Loreal French personal care company on a building in New York office. The L Oreal Group is a French company active in the cosmetics and beauty

Pengalamannya di industri kecantikan tidak perlu lagi diragukan. Selama lebih dari 18 tahun berkarier, Silvia Yohana kini dipercaya sebagai General Manager of Active Cosmetic Division L’Oreal dan memimpin La Roche Posay Indonesia. Silvia bersama timnya membawa misi untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai kesehatan kulit.

L’Oreal bukanlah perusahaan pertamanya. Sebelumnya, Silvia bergabung dengan P&G Indoensia sebagai Marketing Manager Anna Sui Cosmetics & Prestige Fragrances. Mengabdi selama lebih dari tiga tahun di sana, Silvia kemudian memulai kariernya bersama L’Oreal Indonesia sebagai Brand Manager Lancome. Lalu, disusul berbagai posisi strategis lainnya untuk deretan brand unggulan L’Oreal.

Siapa sangka perempuan yang merampungkan gelar commerce di University of Auckland, Selandia Baru tersebut memulai karier dan sederet pencapaiannya dari usia yang sangat muda.

Sumber: L’Oreal

“Ada dua hal yang selalu saya tekankan selama menjalani karier. Pertama, passion. Saya harus memiliki semangat dalam melaksanakan tugas. Sebab itu, saya selalu memosisikan diri sebagai konsumen dan seller. Dengan demikian, saya bisa mengetahui apa yang dibutuhkan dan harus dikerjakan,” pungkas Silvia,

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa hal itulah yang membuat pekerjaan yang mungkin dilihat orang lain sebagai beban justri dilakukannya dengan senang hati.

Kedua, Silvia mengaku selalu menantang diri sendiri. Misalnya, saat ia membuat kampanye yang omni. Ketika sukses melakukan kampanye offline, ia mencoba menghadirkan kampanye yang immerse dengan online.

“Pada dasarnya, saya ingin melakukan sesuatu yang bermakna, jadi ketika saya mengerjakannya tidak terasa seperti tugas atau bagian dari pekerjaan,” tuturnya.

Silvia juga mengatakan, hal yang harus dilakukan oleh para pelaku di industri kecantikan adalah tetap agile. Karena, kompetisi yang ada di industri ini sangat intense. Selain memiliki produk yang bagus dan packaging cantik, brand harus memiliki makna.

“Jujur saja ketika fokus di industri ini, saya merasa tidak ada stop button. Bahkan, saat saya menghabiskan waktu luang, misalnya menonton Netflix. Saya bisa terinspirasi dari apa yang saya saksikan,” ungkap Silvia.

Silvia mengaku biasa mengambil contoh dari bagaimana suatu brand melakukan product placement di suatu film atau drama hingga berbagai make up look yang bisa mereka adaptasi di kampanye berikutnya.

Related