Simak Alasan Mengapa Gen Z Perlu Prioritaskan Asuransi!

marketeers article
Suhartini. Product Marketing Allianz Life Indonesia dalam acara CMC di STMA Trisakti. (FOTO: Marketeers)

Gen Z kini semakin sadar pentingnya literasi keuangan. Mereka tak lagi hanya fokus pada menabung atau berinvestasi, tetapi juga mulai memahami cara mengelola keuangan pribadi dengan lebih bijak. Namun di balik tren positif ini, masih banyak yang belum memprioritaskan perlindungan finansial lewat asuransi.

Padahal, proteksi diri adalah bagian penting dari literasi keuangan yang sehat. Suhartini, Product Marketing Allianz Life Indonesia, menyebutkan bahwa banyak anak muda masih lebih mengutamakan konsumsi dibandingkan perlindungan diri.

“Biasanya nih, kalau sudah ketemu agen, mereka pasti bilang, “maaf ya, nanti dulu asuransinya, mau check-out Shopee dulu, nih.” Padahal, kalau ditanya butuh asuransi atau tidak, jawabannya jelas, butuh banget,” ujar Suhartini dalam acara Campus Marketeers Club (CMC) Festival di Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Menurut Suhartini, kesadaran ini penting, sebab penyakit tidak memilih usia.

Semakin banyak anak muda yang kini harus menjalani perawatan serius, seperti cuci darah hingga pengobatan kanker. Hal ini pun menjadi pengingat bahwa proteksi bukan kebutuhan masa depan, melainkan kebutuhan hari ini.

BACA JUGA: 5 Tips Mengelola Stres akibat Masalah Keuangan

Dalam pengelolaan keuangan, asuransi berfungsi sebagai safety net—jaring pengaman saat hal tak terduga terjadi.

Dengan perlindungan yang tepat, rencana keuangan seperti menabung untuk dana darurat, berinvestasi, hingga traveling ke luar negeri tetap bisa berjalan tanpa terganggu oleh biaya pengobatan yang mahal.

Sayangnya, masih banyak anak muda yang mengira asuransi itu mahal dan rumit. Padahal, kini ada banyak produk asuransi digital dengan premi terjangkau, bahkan mulai dari Rp 100 ribu per bulan.

“Kalau masih muda, justru preminya lebih murah. Ibaratnya beli tiket early bird, semakin cepat punya proteksi, semakin ringan bebannya,” jelas Suhartini.

Dalam memilih asuransi, Suhartini mengingatkan pentingnya memulai dari kebutuhan dasar.

Ia memperkenalkan konsep segitiga proteksi—dimulai dari asuransi kesehatan sebagai fondasi, dilanjutkan asuransi penyakit kritis untuk melindungi penghasilan, dan terakhir asuransi jiwa bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga.

Semua ini perlu disesuaikan dengan gaya hidup dan jenis pekerjaan masing-masing.

BACA JUGA: BINUS dan Microsoft Kerja Sama Tingkatkan Literasi Kecerdaan Buatan

Langkah awalnya sederhana, yakni mengenali kebutuhan diri sendiri. Seorang pekerja kantoran yang sudah memiliki asuransi kantor bisa mempertimbangkan proteksi untuk penyakit kritis untuk perlindungan tambahan.

Sementara itu, pekerja lepas atau pencinta traveling lebih membutuhkan proteksi untuk risiko kecelakaan atau keadaan darurat saat bepergian.

“Selain itu, penting membandingkan manfaat, premi, serta memilih perusahaan asuransi yang kredibel dan terpercaya,” tambah Suhartini.

Jika selama ini Gen Z sudah piawai mengelola tabungan dan investasi, kini saatnya memperluas literasi keuangan dengan memahami pentingnya  perlindungan jangka panjang. Jangan menunggu hingga musibah datang baru mencari perlindungan.

“Mulailah dari sekarang: lindungi diri, lindungi impian, dan hadapi masa depan dengan percaya diri. Karena proteksi bukan tentang ketakutan, melainkan tentang kesiapan,” tutur Suhartini.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS