Simak Tiga Tipe Riset Produk dan UX Ala Tokopedia

marketeers article
ux developer and ui designer brainstorming about mobile app interface wireframe design on meeting table with customer brief and color code at modern office.Creative digital development agency

Saat ini, setiap pelaku bisnis di berbagai industri harus mengetahui bagaimana riset yang tepat guna menghadirkan produk dan pengalaman pengguna (user experience/UX) yang terbaik. Platform e-commerce Tokopedia melihat hal tersebut dan turut melakukan riset produk dan UX dalam menjalankan perusahaan.

Satkar Ulama, Product dan UX Research Lead Tokopedia menyampaikan bahwa peranan riset produk dan UX sangat signifikan. Sebab, hasilnya sangat berkualitas dan dapat diaplikasikan menjadi strategi baru dalam pengembangan konsep fitur atau program yang dapat mendukung revenue perusahaan.

“Melakukan riset sangat penting untuk suatu proses pembuatan produk, fitur, dan lainnya. Tokopedia memiliki beberapa tipe riset yang dijalankan supaya pada akhirnya, jika ada kebutuhan yang berbeda dari tim-tim lain di Tokopedia, kami sudah ada alat-alatnya,” kata Satkar.

Tokopedia menjalankan beberapa tipe riset yang masing-masing risetnya memiliki metodologi yang berbeda-beda. Pertama, product research. Tujuan utama riset ini untuk melihat fitur yang paling sederhana. Untuk itu, metodologi yang dipakai adalah competitive analysis, usability test, dan card sorting.

“Di tipe riset ini, kami biasanya membandingkan produk dengan kompetitor, kami cari kekurangannya dan melihat juga inovasi-inovasi dari produk lain. Kami juga melihat fitur yang kami miliki, kami coba dan lihat kekurangannya dimana,” papar Satkar.

Kedua, UX research. Riset ini membicarakan mengenai pengalaman seseorang saat menggunakan fitur tersebut. Dikarenakan sudah berhubungan dengan pengalaman orang, metodologi yang digunakan adalah survey, in depth interview, focus group discussion, dan usability test.

“Kami biasanya melakukan survei dengan mitra strategis dan stakeholder kami. Misalnya, kami tanyakan ke mereka, saat masuk ke platform Tokopedia bagaimana desainnya, apakah sudah sesuai ekspektasi atau belum dan bagaimana pengalaman mereka saat bertransaksi di Tokopedia,” kata Satkar.

Ketiga, market research. Riset ini memiliki skala yang lebih besar dan juga mencakup product dan UX research. Dikarenakan sifatnya lebih mendalam, biasanya Tokopedia mengadakan survey secara nasional, in dept interview FGD yang lebih luas, dan contextual research saat melakukan riset tersebut.

“Saat melakukan riset ini, kami keluar dari ekosistem dan melihat pasar secara lebih luas. Kami rutin mengunjungi cabang, testing product di tempat yang ramai, mengobservasi perilaku user, hingga acting sebagai pembeli di mitra kami untuk melihat pelayanan mereka,” jelas Satkar.

Satkar turut menambahkan bahwa ada banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika melakukan riset. Pertama, mengenai riset itu sendiri. Menurut Satkar, saat melakukan riset, perhatikan metode yang digunakan, tipe responden, dan hal-hal apa yang harus di fokuskan di riset tersebut.

“Saat melakukan riset, kami lihat metodenya benar atau engga, atau ada metode lain yang bisa kita ambil dan ternyata lebih efisien. Dari responden kami lihat juga karakter demografi mereka, usership, dan juga tech savviness. Itu semua kami lihat karena kami ingin lebih inklusif dan mendengar aspirasi masyarakat,” tutup Satkar.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related