Jika film horor sejauh ini kebanyakan mengangkat urban legend dari Tanah Jawa, Mariara bisa menjadi angin segar. Film yang tayang di bioskop mulai 28 November 2024 ini terinspirasi dari cerita rakyat Minahasa tentang praktik perdukunan ilmu hitam.
Bukan hanya latarnya yang bertempat di Minahasa, seluruh kru dan pemainnya juga berasal dari Sulawesi Utara. Sebut saja Veldy Reynold sebagai sutradara dan penulis naskah, serta Leon Alexander dan Servie Kamagi sebagai pemeran utama.
Mariara pun sangat lekat dengan budaya Minahasa, salah satunya ditunjukkan dengan dialog yang menggunakan bahasa Melayu Manado. Lantas, seperti apa kisahnya? Berikut sinopsis film berdurasi 97 menit tersebut:
BACA JUGA: Tayang di Indonesia, Ini Sinopsis The Quintessential Quintuplets Specials 2
Sinopsis Mariara
Mariara menceritakan praktik ilmu hitam yang terjadi di Desa Patemboan. Kisahnya bermula ketika Sabina, sang Kepala Desa terpilih, melakukan perjamuan syukur sebagai wujud ucapan syukur atas peneguhannya.
Namun, tiba-tiba saja acara perjamuan yang penuh sukacita itu berubah menjadi tragis karena Sabina mendadak meninggal. Seorang warga desa bernama Marten Karengkom pun dituduh sebagai dalang di balik kematian sang Kepala Desa.
Marten segera menyangkal tuduhan itu dan berupaya membersihkan namanya dengan bantuan seorang Pendeta muda bernama David, yang baru tiba di Patemboan. Namun, usaha mereka tak berjalan mulus.
BACA JUGA: 11 Film Bioskop yang Tayang Desember 2024
David harus berhadapan dengan penolakan dari Edward, seorang Pendeta senior dan pemimpin gereja setempat. Ketika David makin dalam menyelidiki kasus ini, ia justru kian banyak mengalami kejadian aneh.
Selain mendapat serangan dari dukun santet, David juga menemukan fakta mengerikan terkait kematian sejumlah ibu melahirkan dan hilangnya bayi-bayi mereka. Ia pun mulai menyadari bahwa serangkaian peristiwa aneh ini berhubungan erat dengan praktik perdukunan santet.
Akankah David berhasil menyelamatkan penduduk desa dari santet bernama Mariara itu? Saksikan kisah selengkapnya di bioskop.
Editor: Ranto Rajagukguk