Banyak Korporasi Mulai Beralih ke Sistem e-Learning

marketeers article

Menurut data elearningindustry.com, industri pendidikan online (e-learning) di Indonesia menempati urutan ke-8 di seluruh dunia berdasarkan total market e-learning. Masih menurut data yang sama, tingkat kebutuhan pendidikan online atau e-learning semakin meningkat setiap tahunnya terutama datang dari korporasi di Indonesia.

Perusahaan dari skala kecil, menengah, hingga besar mulai memandang pentingnya dan keuntungan dari adanya e-learning. Tercatat menurut data elearningindustry.com, pasar e-learning untuk perusahaan secara global tumbuh sebesar 13% per tahun. Sedangkan menurut data dan statistik dari The 2014 Training Industry Report sebesar 29% perusahaan secara global  baik kecil, menengah, dan besar berminat membeli software dan jasa e-learning. Selain itu, sebesar 41% perusahaan berminat untuk membeli jasa Learning Management System (LMS).

“Kami melihat dan menganalisis data serta statistik yang ada terkait bisnis e-learning di Indonesia secara seksama dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan, survei, dan penelitian telah menunjukkan bahwa industri e-learning tidak melambat.

Faktanya semakin banyak individu, perusahaan dan institusi beralih ke e-learning karena mereka menyadari efektivitas dan kenyamanannya,” ujar Tomy Yunus, CEO Squline, perusahaan penyedia jasa pendidikan bahasa asing secara online.

Sistem belajar secara online dianggap sebagai cara efektif dan efiesien. Hal ini juga didukung berdasarkan data bahwa belajar melalui e-learning membutuhkan waktu 40-60% lebih sedikit dibandingkan sistem belajar offline. Selain itu, dengan metode e-learning peserta menjadi lebih efektif belajar dengan menguasai hampir lima kali lebih banyak materi dibandingkan dengan kelas offline dengan durasi waktu belajar yang sama.

Dengan sistem e-learning murid tidak harus datang ke tempat belajar dan dapat mengatur serta memilih pengajar sesuai dengan jadwal mereka secara online. Hal ini yang membuat Squline optimistis dengan potensi masa depan sektor e-learning di Indonesia.

“Ini sangat membantu bagi sebagian besar murid Squline yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Terlebih kini Squline telah bekerjasama dengan beberapa perusahan besar di Indonesia seperti asuransi, migas, retail, insititusi pendidikan dan pelatihan, hingga BUMN. Sebab itu, kami menargetkan perluasan pasar business to business (B2B) sebesar 13% per tahun sesuai dengan tren pasar e-learning untuk perusahaan secara global,” tutup Tomy Yunus.

Editor: Sigit Kurniawan

Related