Skema Pembiayaan SUN Energy Dorong Adopsi PLTS di Berbagai Industri

marketeers article
SUN Energy tawarkan skema pembiayaan untuk para mitra (Foto: SUN Energy)

SUN Energy tengah membangun bisnis yang selaras dengan konsep Environmental Social Governance (ESG). Penerapan konsep ini ditujukan untuk membangun bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan. SUN Energy pun mendorong adopsi PLTS dengan mengembangkan skema pembiayaan khusus.

Di dalam praktiknya, konsep ESG menuntut para pelaku industri untuk melaksanakan operasional bisnis. salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional, seperti dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi.

Salah satunya melalui realisasi pemanfaatan energi surya melalui sistem PLTS di Indonesia. Menurut data Laporan Kinerja KESDM hingga tahun 2022, aplikasi PLTS di Indonesia telah mencapai angka 271,6 MW dengan jumlah pelanggan hingga 6.461 pelanggan lintas sektor, seperti residensial, sosial, pemerintah, bisnis, hingga industri.

Hal tersebut sejalan dengan kinerja SUN Energy sepanjang tahun 2023 yang bekerja sama dengan para pelanggan menghasilkan total produksi energi listrik hingga 36.132.080 kWh dari beragam jenis industri.

BACA JUGA: SUN Energy Kembangkan Inovasi Teknologi Solar PV Roll Up di Kawasan Pertambangan

“Tahun ini, SUN Energy menambah sederet pelanggan baru dari beberapa industri, yaitu industri manufaktur elektronik, kertas, jasa transportasi, personal care, furniture, oleokimia, fragrance, hingga pipa,” jelas Dion Jefferson, Chief Commercial Officer SUN Energy dalam laporannya.

Perusahaan melihat, upaya transisi energi oleh perusahaan melalui pemanfaatan energi surya ini memiliki dua faktor utama, yaitu untuk menjalankan operasional industri rendah karbon serta menarik para investor besar menyuntikkan dananya pada perusahaan yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG.

Implementasi ESG pun menjadi bagian yang penting dari investasi dan pengembangan bisnis jangka panjang perusahaan meskipun kerap memiliki keterbatasan sumber daya.

BACA JUGA: Kembangkan Panel Surya, SUN Energy Rangkul Sekolah Vokasi UGM

Sebagai mitra jangka panjang, SUN Energy memiliki skema pembiayaan tanpa biaya dimuka bagi perusahaan yang beralih ke energi surya. Harapannya, upaya ini mampu meminimalisir keterbatasan penerapan ESG di berbagai sektor.

Penambahan portofolio yang dicatatkan oleh SUN Energy sepanjang tahun 2023 ini diharapkan mampu menjadi momentum peningkatan kepercayaan para pelaku industri untuk memulai pemanfaatan sistem energi surya sebagai salah satu jenis energi terbarukan yang reliabel dan efisien.

Menjelang akhir kuartal II-2023, SUN Energy kembali meresmikan salah satu portofolio terbarunya pada industri jasa transportasi, yakni PT Blue Bird Tbk. Langkah ini sebagai bagian dari visi keberlanjutan Blue Bird, yakni mengurangi emisi karbon sebesar 50% pada tahun 2030.

“Dengan total investasi PLTS pada proyek Blue Bird sebesar Rp 2 miliar, pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya investasi untuk instalasi tersebut. Para pelanggan cukup melakukan pembayaran setiap bulan sesuai dengan produksi sistem energi surya yang keseluruhan produksinya digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan. SUN Energy telah memproduksi energi melalui sistem energi surya dengan total 467.718.987 kWh ,” tutup Dion.

Related