Skinproof Paparkan Indikator Keamanan Produk Kosmetik

marketeers article
Skinproof Paparkan Indikator Keamanan Produk Kosmetik. (Dok. Skinproof)

Skinproof memaparkan indikator keamanan produk kosmetik sebagai bentuk edukasi kepada konsumen dan calon konsumen. Seperti diketahui, kosmetik merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Theresia Sinandang, Head of Skinproof mengatakan konsumen perlu terpapar informasi secara menyeluruh untuk dapat menyaring dan mencari tahu seberapa aman produk yang mereka gunakan.

“Untuk memastikan keamanan produk, label kosmetik harus mencakup beberapa informasi penting. Semua regulasi ini diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” kata Theresia seperti dikutip dalam siaran resminya, Selasa (7/11/2023).

Adapun regulasi yang dimaksud olehnya, di antaranya identitas produk, daftar bahan atau ingredients, panduan penggunaan, peringatan atau tindakan pencegahan, serta nama atau lokasi manufaktur atau distributor beserta nomor batch atau nomor identifikasi lainnya.

BACA JUGA: Merek Kosmetik Indonesia Luxcrime Rilis Cushion Baru

Menurutnya, dengan memiliki pemahaman yang baik mengenai keamanan produk, konsumen dapat lebih selektif dalam pemilihan produk kosmetik.

“Di sisi lain, produsen atau pemilik brand dapat meningkatkan kredibilitas produk dan kepercayaan konsumen dengan menerapkan proses produksi kosmetik yang aman,” ujar Theresia.

Berdasarkan laporan European Commission tahun 2022, konsumen berusia 18-24 tahun menggunakan lebih dari 16 jenis kosmetik setiap minggunya.

Beberapa faktor seperti harga, merek, dan ulasan para key opinion leader (KOL) menjadi hal yang kerap memengaruhi keputusan dalam memilih produk kosmetik.

BACA JUGA: Merek Kosmetik Indonesia Luxcrime Luncurkan Seamless Highlighter Stick

Namun, di samping faktor-faktor tersebut, ada prioritas yang harus kita utamakan dalam memilih produk kosmetik, yaitu faktor keamanan suatu produk.

Untuk mendukung pengujian-pengujian kosmetik, Skinproof memiliki panel volunteer yang sudah bersedia mengikuti rangkaian pengujian produk dengan beberapa prosedur dasar.

Pengujian pada volunteer hanya boleh dilakukan untuk memastikan produk perawatan kulit tidak merusak kulit, dan harus diawasi oleh pakar seperti dermatolog.

Keselamatan volunteer menjadi prioritas, dan mereka harus diinformasikan tentang potensi risiko selama proses pengujian.

“Selain itu, volunteer dengan alergi tidak boleh diikutsertakan, dan laporan pengujian harus menyajikan informasi lengkap dari hasil pengujian untuk memastikan keakuratan hasil,” tutur Theresia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related