SOHO Beri Edukasi Soal Suplemen Imunitas Tubuh

marketeers article
Echinacea purpurea. Cup of echinacea tea on wooden table

Pandemi COVID-19 belum berakhir. Kita semua masih harus mengkuatkan ikat pinggang untuk menjaga diri agar tidak terpapar. Salah satunya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjalankan gerakan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Untuk meningkatkan imunitas sendiri sebetulnya ada banyak cara yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Seperti informasi yang dibagikan oleh perusahaan farmasi nasional SOHO Global Health, antara lain istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bernutrisi, hingga mengonsumsi suplemen berbahan alami atau herbal.

Selain itu, SOHO juga mengajak masyarakat untuk melek akan jenis suplemen atau vitamin. Merujuk Buku Pedoman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang “Obat Tradisional untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh”, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam memilih obat tradisional berbahan herbal.

BPOM menegaskan bahwa obat tradisional berbahan herbal dapat dinyatakan berkhasiat dan efektif meningkatkan daya tahan tubuh jika sudah melalui penelitian ilmiah, antara lain uji klinis. 

Salah satu suplemen berbahan herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan telah teruji klinis adalah suplemen yang mengandung Echinacea Purpurea. Diungkapkan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Echinace Purpurea memiliki manfaat sebagai immunomodulatory. Artinya, Echinacea Purpurea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.

“Berdasarkan mekanisme kerjanya, Echinace Purpurea dapat digunakan untuk percegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah,” ujar Iris.

Pendapat ahli

Para ahli Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga telah mendiskusikan penggunaan Echinacea purpurea di masa pandemi melalui acara webinar Expert Meeting bertajuk “Peranan Echinacea Purpurea di Pandemi COVID-19” yang digelar akhir tahun lalu.

Dari hasil diskusi tersebut, sejumlah kesimpulan diperoleh. Pertama, berdasarkan data penelitian yang ada, pemberian Echinacea purpurea berperan sebagai imunomodulator dan membawa komponen sistem imun ke level yang dibutuhkan agar tubuh siap untuk melawan infeksi. Echinacea purpurea juga tidak menyebabkan terjadinya badai sitokin (cytokine storm).

Kedua, pada COVID-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif pada orang sehat ataupun terapi adjuvan dalam kasus KTG (konfirmasi tanpa gejala) dan pasien gejala ringan.

Ketiga, dosis Echinacea purpurea yang diberikan sesuai dengan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai dengan hasil swab negatif.

“Saat ini, 80% pasien COVID-19 di Indonesia tercatat konfirmasi tanpa gejala (KTG) dan pasien bergejala ringan. Sisanya, 20%, adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. Oleh karena itu, penting melakukan perlindungan diri dengan tetap memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh, antara lain dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin yang mengandung Echinacea Purpurea,” ujarDr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan,

Para ahli Peralmuni juga menyimpulkan sejumlah hal. Pertama, Echinacea merupakan jenis tumbuhan herbal yang umum diteliti penggunaannya dalam berbagai kasus infeksi saluran napas dan common cold. Echinacea memiliki berbagai komponen zat aktif yang dianggap berperan sebagai imunomodulator, antara lain alkamide, ketoalkana, turunan asam cafeic, polisakarida, dan glikoprotein.

Kedua, sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan atau imunosupresan, bergantung pada kondisi sistem imun tubuh.

Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, didapatkan bahwa pemberian Echinacea menghambat beberapa jenis virus, seperti virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV) melalui mekanisme interaksi langsung dengan partikel virus serta protein pembungkus virus.

Ketiga, berdasarkan data dari berbagai studi klinis yang ada, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif ataupun terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi COVID-19 untuk menjaga imunitas tubuh.

Dosis pemberian yang dianjurkan sesuai dengan BPOM adalah tiga kali sehari untuk sediaan 250 mg, ataupun sekali sehari untuk sediaan 1000 mg. 

Salah satu suplemen yang memiliki kandungan Echinacea Pupurea adalah Imboost. Dijelaskan DR. Raphael Aswin Susilo Widodo, ST, MSi, Direktur PT SOHO Industri Pharmasi dan Vice President Research & Development, Regulatory and Medical Affairs SOHO Global Health Tbk, Imboost merupakan produk imunomodulator yang bekerja memodulasi/mengatur sistem imun tetap pada level optimal. Imboost mengandung Echinacea Pupurea extract dan zinc picolinate.

“Selain itu, terdapat juga Imboost Force yang mempunyai kekuatan lebih dalam imunomodulator, karena terdapat tambahan kandungan Blackelderberry extract. Zat ini dapat membantu menghambat replikasi virus serta menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh,” ujarnya.

Cara kerja kandungan ini adalah dengan meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus.

Related