Solo Great Sale Sentuh Nilai Transaksi Rp 85 Miliar

marketeers article

Solo Great Sale yang pertama kalinya digelar di Kota Solo resmi ditutup pada 28 Februari 2015 di Solo Paragon Lifestyle Mall. Kegiatan yang berlangsung selama Februari ini ditutup dengan cukup meriah oleh Walikota Solo FX. Hadi Rudiyatmo. Solo Great Sale sendiri merupakan inisiasi dari Pemerintah Kota Solo berkolaboarasi dengan Kamar Dagan Indonesia (KADIN) Kota Solo dalam rangka menyiasati low season pada Februari. Kegiatan ini mendapat respons yang sangat baik dari berbagai pemangku kepentingan, seperti perhotelan, department store, hingga usaha kecil seperti Kampung Batik Laweyan.

NIlai transaksi yang tercatat hingga penutupan Solo Great Sale menyentuh angka Rp 85 milliar. Selama sebulan dihelat, 80-90% transaksi Solo Great Sale didominasi oleh pengunjung atau wisatawan domestik. Ketua Solo Great Sale Gareng Sri Haryanto mengungkapkan, Solo Great Sale dinilai cukup sukses dan lancar dengan nilai transaksi hampir Rp 85 miliar dan pertumbuhan pendapatan asli daerah yang naik 30% apabila dibandingkan periode Februari 2014. “Secara umum, penyelenggaraan Solo Great Sale selama Februari 2015 cukup sukses. Baik dari sisi nilai transaksi, maupun kontribusi para pelaku usaha yang diluar perkiraan. Misalnya, dari pelaku usaha yang kami targetkan 400 pengusaha, justru tercapai hingga 700 pengusaha,” ungkap Gareng yang juga Ketua Kadin Solo saat dihubungi Marketeers, Selasa (3/3/2015)

Solo Great Sale juga berusaha menghadirkan Smart Card SGS yang memungkinkan masyarakat mendapatkan poin dari pembelian yang dilakukan. Poin tersebut bisa ditukar atau bisa diundi dengan hadiah utama sebuah rumah. Namun, penerapan teknologi Smart Card SGS dirasa belum maksimal. Masih banyak masyarakat yang belum menggunakan Smart Card SGS dalam melakukan transaksi. Padahal salah satu tujuan diadakannya Smart Card SGS ini untuk mencatat nilai transaksi dan juga mengidentifikasi karakteristik para pembeli selama Solo Great Sale berlangsung.

Gareng menambahkan, minimnya masyarakat yang menukarkan poin dinilai karena layanan kartu pintar ini tidak dilayani langsung di masing-maing tenant. Hal tersebut dinilai membuat konsumen enggan untuk mencatatkan transaksi dan menukarkan poin “Solo Great Sale ini baru pertama kali digelar. Jadi, kami sadar ada beberapa kekurangan. Hal itu akan terus diperbaiki ke depannya. Namun, kami optimistis tahun depan dengan dukungan dari berbagai pihak, Solo Great Sale akan lebih sukses dan besar,” tambah Gareng.

Sedangkan di sisi lain, yang cukup mengejutkan adalah salah satu sektor yang menyumbangkan penjualan terbanyak, yaitu otomotif. Penjualan sektor otomotif sepanjang Solo Great Sale tercatat lebih dari Rp 3,5 miliar. Hal tersebut membuktikan kebutuhan masyarakat Solo dan sekitarnya akan kebutuhan otomotif meningkat pada awal tahun 2015 ini.

Tahun depan, Solo Great Sale akan dipersiapkan lebih besar dan lebih matang. Agar gaung dari kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Solo dan sekitarnya ini terdengar hingga mancanegara. “Harapan kami Solo Great Sale 2016 akan lebih besar, kami ingin tidak hanya warga Solo dan Sekitarnya yang merasakan Solo Great Sale, promosi akan lebih gencar. Kalau tahun ini kami sudah hadir di Car Free Day Jakarta, diharapkan tahun depan bisa lebih dari itu,” pungkas Gareng.

Related