Spotify Rencana Rilis Langganan yang Lebih Mahal

marketeers article
Spotify Rencana Rilis Langganan Yang Lebih Mahal (FOTO: 123RF)

Spotify tengah merencanakan opsi berlangganan yang lebih mahal, dengan menyertakan fitur audio berkualitas tinggi. Menurut sumber, ini merupakan upaya untuk mendorong lebih banyak pendapatan dan menenangkan investor. 

Dijuluki “Supremium” secara internal, langganan baru ini akan menjadi paket termahal Spotify dan kemungkinan menawarkan fitur HiFi yang pertama kali diumumkan perusahaan sedang dikerjakan pada tahun 2021. Spotify menunda peluncuran produk itu setelah dua pesaingnya, Apple Music dan Amazon Music mulai menawarkan fitur tersebut secara gratis sebagai bagian dari paket standar mereka.

Menurut sumber, langganan termahal ini akan diluncurkan tahun 2023 di luar Amerika Serikat terlebih dahulu. 

BACA JUGA: Bisa Jadi Teman Mudik, Berikut Rekomendasi Podcast dan Playlist Spotify

“Di Spotify, kami terus mengulang dan memikirkan untuk meningkatkan penawaran produk kami dan menawarkan nilai kepada pengguna. Tapi kami tidak mengomentari spekulasi seputar kemungkinan fitur baru dan tidak memiliki sesuatu yang baru untuk dibagikan saat ini,” tulis juru bicara perusahaan dalam pernyataan email seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/6/2023).

Chief Executive Officer Spotify Daniel Ek mengatakan pada pemaparan pendapatan awal tahun ini bahwa perusahaan menyeimbangkan perubahan harga dengan keinginan untuk menumbuhkan pelanggan. Pada tahun 2022, perusahaan menaikkan harga di lebih dari 40 pasar.

“Ini pasti sesuatu yang kami lakukan, dan kami melihatnya sebagai pendekatan portofolio yang seimbang, di mana di beberapa pasar kami menaikkan harga secara selektif, karena kami berada di tempat yang lebih matang. Di beberapa pasar, kami sebagian besar berfokus pada pertumbuhan,” katanya.

BACA JUGA: Sambut Bulan Ramadan, Spotify Luncurkan Ramadan Hub

Perusahaan telah memangkas biaya tahun ini dalam upaya untuk mencapai profitabilitas. Pemangkasan biaya operasi ini dilakukan dengan mengurangi staf sebesar 6% pada bulan Januari dan kemudian memotong 2% karyawan tambahan awal bulan ini.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related