Squline Optimalkan Pasar Ekspatriat Terkait Bahasa

marketeers article

Saat ini, di tingkat ASEAN, pengguna bahasa Indonesia hampir mencapai 60% dan sudah banyak dipelajari. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah TKA (Tenaga Kerja Asing) di Indonesia juga meningkat, dari tahun 2015-2017 berturut-turut adalah 77.149, 80.375, dan 85.947 orang. Sehingga, dari tahun 2015 sampai akhir 2017 peningkatan jumlah TKA yang masuk ke Indonesia mencapai 11,40%. Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia kini didominasi oleh ekspatriat dari China, Jepang, Korea Selatan, dan negara lainnya.

Selain itu, di Australia, bahasa Indonesia menduduki peringkat keempat bahasa paling popular yang sering digunakan di negara tersebut. Lebih dari 500 sekolah dasar yang turut serta mengajarkan bahasa Indonesia di dalam materi ajar mereka. Bahkan, di beberapa universitas juga menyediakan mata kuliah khusus yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Menurut Tomy Yunus selaku CEO dari Squline, penguasaan bahasa Indonesia oleh TKA sendiri masih tergolong rendah, terbatasnya akses kepada program bahasa Indonesia dan pengajar bahasa Indonesia merupakan hambatan bagi orang asing yang ingin berpindah ke Indonesia, mau pun ekspatriat yang sudah tinggal di Indonesia. Squline bersama dengan LBI FIB Universitas Indonesia ingin mempermudah dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia dengan membuka kelas bahasa Indonesia secara daring.

Sekarang, pengguna hanya tinggal mendaftar kelas di situs Squline atau aplikasi Squline. Setelah itu, pengguna dapat memilih pengajar dan jadwal yang sesuai dengan keinginan. Material yang didapat pun dirancang khusus oleh LBI FIB UI agar sesuai dengan kemampuan pengguna.

“Dengan program bahasa Indonesia secara online ini, kami harap dapat membantu memberikan solusi berupa akses untuk orang asing yang akan atau sudah tinggal di Indonesia, untuk bisa berbicara bahasa Indonesia. Selain itu, hal ini pastinya akan berguna untuk bekerja dan berbisnis di Indonesia. Untuk jangka panjang, kami ingin program online ini juga dapat mempromosikan budaya Indonesia ke kancah International,” terang Tommy.

Sementara itu, Sisilia Setiawati Halimi selaku Manajer Kerja Sama dan Ventura FIB Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa saat ini merupakan era revolusi pendidikan di mana teknologi sudah memungkinkan untuk mendesain bahan materi pelajaran yang lebih interaktif. Ia menambahkan, sudah saatnya pula untuk mengembangkan model pembelajaran secara daring sehingga program pembelajaran bahasa Indonesia dapat diakses dari mana saja.

Selain bahasa Indonesia, kini Squline juga sudah memiliki tiga bahasa yang bisa diikuti, yakni bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Mandarin.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related