Sri Mulyani: FinTech Jangan Dianggap Sebagai Ancaman

marketeers article

Saat awal ojek berbasis aplikasi mulai tumbuh pesat, seringkali terjadi gesekan dengan ojek pangkalan. Banyak pengendara ojek pangkalan menolak keberadaan ojek online yang dinilai memakan rezeki mereka. Kondisi ini mungkin masih terjadi hingga sekarang, meski intensitasnya sudah menurun drastis.

Hal yang sama terulang ketika keberadaan taksi berbasis aplikasi mulai mengganggu hajat hidup taksi reguler. Unjuk rasa besar-besaran pernah terjadi dan sempat diwarnai dengan bentrok. Nah, bagaimana sambutan industri keuangan pada pelaku financial technology atau FinTech?

“Kondisi FinTech saat ini sedang memasuki era seperti e-commerce pada tahun 2009. Industri ini sedang merangkak naik dan tengah membangun momentum,” ujar Karaniya Dharmasaputra, Sekjen Asosiasi Fintech Indonesia Karaniya Dharmasaputra pada acara Indonesia Financial Technology (FinTech) Festival & Conference yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten.

Menurutnya, para perusahaan fintech justru mendapat sambutan positif dari para pelaku yang masih bermain di ranah konvensional. Bisa jadi, kalau kondisi pasar ini sudah lebih baik, bisa jadi perusahaan FinTech akan dianggap pesaing oleh perusahaan konvensional. “Respons perusahaan financial konvensional sangat baik ke FinTech sebab pasarnya masih sangat luas. Literasi dan inklusi keuangan masyarakat belum besar,” lanjut Karaniya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani berpendapat bahwa FinTech ini bisa dianggap sebagai saingan terhadap bisnis model pelaku industri keuangan yang lama. “Saya berharap para lembaga keuangan konvensional tidak melihat ini sebagai ancaman, tapi sebagai kesempatan dalam membuat bisnis model mereka lebih efisien. Bahkan, mereka bisa ekspansi dengan FinTech ini,” jelas Sri Mulyani di tempat yang sama.

Menurut Sri Mulyani, kehadiran FinTech memberikan solusi keterbatasan daya jangkau para pelaku konvensional. “Sejak dulu, pihak perbankan menganggap bahwa untuk menyentuh pelaku UKM biaya maintenance dan risikonya tinggi. Perusahaan FinTech pun masuk untuk menjembatani persoalan ini,” lanjut perempuan yang pernah menjadi Managing Director Bank Dunia ini

Meski begitu, tetap saja ada risiko bagi para pelakuFinTech. Di sini, pemerintah harus mengambil peran. Pemerintah bisa bertugas untuk menciptakan sistem keamanan di area yang penuh peluang ini. Sri Mulyani pun siap duduk bersama dengan OJK dan para stakeholder industri ini untuk menggodok regulasi yang diperlukan.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related