Startup Lokal Ini Ingin Menjadi The Next Visa

marketeers article

Dompet virtual tampak sedang menapak jalan menuju sistem pembayaran masa depan di Indonesia. Itu setidaknya terlihat dari banyaknya aplikasi penyimpanan digital di sini. Sebut saja DOKU Wallet, Sakuku milik BCA, serta aplikasi lain baik dari jajaran startup maupun dari perusahaan-perusahaan besar lintas sektor, terutama perbankan dan telekomunikasi.

Tidak heran perusahaan penyedia jasa pembayaran digital juga ikut merekah. Salah satunya adalah startup bernama Dimo Pay. Perusahaan yang didirikan pada akhir tahun 2013 itu baru saja merilis produk terbaru mereka, yaitu sistem pembayaran menggunakan QR code bernama Pay by QR.

“Datang ke merchant, tidak usah membawa uang, cukup scan QR code dalam struk menggunakan smartphone, lalu saldo konsumen terpotong otomatis sesuai pembelanjaan. Simpel dan one click away,” ujar CEO Dimo Pay Brata Rafly di Jakarta pada Kamis (3/3/2016).

Sebagai perusahaan penyedia jasa pembayaran digital, Dimo Pay berkolaborasi dengan aplikasi dompet virtual Dompetku dan Uangku. Jadi pemilik kedua aplikasi itu bisa membayar menggunakan sistem Pay by QR di merchant-merchant tertentu. Tidak hanya offline seperti restoran, tapi merchant online pun bisa menggunakan sistem ini asal memang sudah terintegrasi.

Menurut Brata, kerjasama dengan dua dompet virtual itu menguntungkan karena Dompetku sudah memiliki basis pengguna 65 juta milik Indosat, sementara Uangku sudah terkoneksi dengan 15 juta konsumen Bank Sinarmas. Selain itu, sistem ini inklusif karena secara teknologi bisa digunakan oleh smartphone jenis apapun tanpa harus memiliki fitur NFC. “Bagi konsumen ini memudahkan. Tapi bagi merchant pun beneiftnya banyak selain biaya set up mudah dan murah,” sambung Brata lagi.

Merchant yang ingin menggunakan teknologi Pay by QR Dimo Pay menurutnya tidak perlu waktu lama karena set up bisa dilakukan selama dua sampai tiga hari saja. Selain itu alat digunakan juga cukup mesin pembayaran EDC biasa, sehingga merchant yang sudah punya alat tersebut tidak perlu menambah inventori lagi. Sampai saat ini Dimo Pay sudah terkoneksi dengan ribuan merchant sehingga pilihan konsumen pun kian banyak.

Bagaimana dengan skema bisnis diterapkan? Dimo Pay mengambil untung lewat share dari harga penjualan. “Kami mengambil hanya sekitar 1% sampai 1,5% saja dari total yang dibayarkan konsumen. Revenue sharing itu tergolong murah. Kami bisa yakinkan bahwa kami terusmengembangkan teknologi, sehingga menjadi diferensiasi dengan perusahaan teknologi sejenis. Dengan sistem pembayaran yang kami usung, kami punya mimpi untuk menjadi the next Visa. Kami ingin menjadi perusahaan global,” tutup Brata.

Editor: Sigit Kurniawan 

Related