Storytelling untuk Engage dengan Audiens TikTok

marketeers article

Sebagai platform distribusi video singkat, TikTok tidak perlu lagi diragukan variasi kontennya. Mulai dari konten edukasi hingga hiburan bisa ditemukan pengguna di platform ini. Namun, seperti apa konten yang diminati audiens, terutama di Indonesia?

Kenyamanan tampilan layar penuh secara vertikal tampaknya membuat pengguna TikTok makin betah untuk menikmati konten yang cukup panjang. Terlebih lagi, bagi mereka yang suka menonton film, tentunya siap menyaksikan konten berdurasi panjang hingga akhir. Sebab itu, konten cerita pendek menjadi salah satu tren yang digemari audiens Indonesia.

TikTok melihat konten berisi point of view (POV) dari karakter utama, pencampuran shot length, narasi yang runut (pembuka-klimaks-penutup), dan kadang dilengkapi dengan musik latar yang membangun emosi banyak mendulang perhatian dari audiens.

Lalu, sebenarnya apa yang perlu diperhatikan para pembuat konten untuk storytelling di TikTok? Berikut tips yang bisa menjadi inspirasi Anda.

Memanfaatkan efek untuk membangun cerita

Cara ini sudah banyak dilakukan content creator dan mendapatkan respons positif dari audiens. Misalnya saja Janine Instansari yang dikenal dengan konten make up-nya. Dalam beberapa video yang diunggahnya, Janine tidak hanya sekadar memperlihatkan make up tutorial saja. Tetapi, ia menyajikan cerita dari karakter yang dihadirkannya lewat make up.

Contohnya ada pada cerita tentang seorang gadis yang diculik lalu dijadikan boneka. Meski hadir tanpa dialog, video tersebut mendapatkan perhatian berkat kreasi make up yang apik serta editing yang bagus dan mampu membangun suasana cerita yang mencekam lewat efek serta musik latar yang mencekam.

Mengangkat cerita relatable namun tetap kreatif

Selama pandemi, ini banyak siswa yang harus merasakan belajar secara daring atau lebih dikenal di kalangan mereka dengan sebutan kelon (kelas online). Melihat fenomena ini, Aldo Giustano, salah satu content creator TikTok menghadirkan video parodi bertema kelas online.

Mengambil set sedang mengaktifkan Zoom Meeting, lewat kreativitas dan editing yang rapi, Aldo memperlihatkan bagaimana siswa-siswa berusaha mencontek saat ujian berlangsung meski secara online. Lucunya, ada adegan saling lempar kertas contekan dari layar satu ke layar Zoom lainnya yang tentunya tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Kreasi Aldo ini bahkan telah menerima pujian dari kreator ternama dunia, Zach King.

Menggunakan fitur duet

Fitur ini banyak dimanfaatkan content creator untuk berduet bahkan dengan kreator lain dari luar negeri. Hal ini sudah dilakukan oleh Yasmin Jml yang seringkali berduet dengan akyor luar negeri Chris Barneett yang aktif membuat konten akting di TikTok. Dengan perpaduan efek hingga busana dan make up yang pas.

Yasmin seakan memperlihatkan bahwa mereka ada di tempat yang sama dan saling berhadapan. Melalui akunnya ini, Yasmin memamerkan bakat aktingnya dengan berbagai peran. Tidak hanya mengantongi banyak views dan likes saja, Yasmin juga dapat terus mengasah bakatnya.

“Sebagai rumah dari kreativitas, TikTok senang sekali melihat bagaimana platform ini dimanfaatkan kreator untuk mengembangkan bakat dan aspirasinya, termasuk untuk mengeksplor visual storytelling,” tutur Head of User and Content Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra.

Melihat respons dan kreativitas dari para penggunanya, TikTok pun berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologinya. Selain itu, TikTok juga berusaha menghadirkan program-program yang dapat mendorong kreativitas pengguna sehingga konten cerita pendek yang diproduksi kian bervariasi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

    Related