Strategi Bank Neo Commerce Perkuat Positioning Sebagai Bank Digital

marketeers article
38745616 female hands using mobile banking on smartphone

Nilai saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengalami kenaikan cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir. Pada awal Februari masih berada di posisi Rp 340/saham, kini meningkat menjadi Rp 810/saham atau meningkat sebesar 238% per penutupan bursa kemarin (24/2/2021). Perusahaan melaporkan, dalam sepekan terakhir saham BBYB mengalami kenaikan 63,31% dan mengalami kenaikan selama tiga hari beruntun.

Kondisi ini menyusul meningkatnya minat masyarakat terhadap produk perbankan digital. Sebab itu pula, Bank Neo Commerce (BNC) yang sebelumnya dikenal dengan Bank Yudha Bhakti mengumumkan pelaksanaan right issue untuk mendapatkan suntikan modal guna memenuhi Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Pemenuhan Modal Inti minimum Bank melalui skema Penawaran Umum terbatas dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Para pemegang saham utama salah satunya PT Akulaku Silvrr Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam PUT ini. Melalui aksi korporasi ini, diharapkan perseroan akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 249,82 miliar.

Melihat fenomena tersebut, Tjandra Gunawan, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce mengatakan bahwa transformasi digital yang dilakukan oleh BNC ini disambut baik oleh para stakeholder perseroan, termasuk para investor.

“Kenaikan harga saham BBYB yang cukup signifikan beberapa waktu ini mendapat perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Kami sangat senang karena hal ini menunjukkan bahwa antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap bank digital semakin tinggi. Hal ini memperkuat optimisme kami sebagai bank digital dengan visi kami, Banking Above and Beyond,” kata Tjandra dalam laporannya ke Marketeers.

Antusiasme masyarakat terhadap layanan bank digital sejalan dengan hasil survei Inventure Indonesia dan Alvara Research Center yang menyebutkan bahwa penetrasi digital semakin masif di sektor perbankan. Layanan berbasis digital seperti internet dan mobile banking semakin sering digunakan oleh para nasabah.

Masyarakat menilai berbagai layanan digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan. Tak ayal, banyak transformasi digital yang makin masif dilakukan oleh perbankan termasuk BNC.

Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah untuk memperkenalkan identitas baru sebagai neo bank dan memberikan neo customer experience sebagai bagian dari transformasi digital. Untuk mengkomunikasikannya ke masyarakat, BNC membuka pameran di Ashta @ District 8 SCBD, Jakarta. Upaya  ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk lebih peduli dengan keuangan, tentunya dengan cara yang sesuai dengan kebiasaan serta kebutuhan mereka.

Tak hanya itu, BNC juga melakukan kerja sama dengan berbagai perusahaan digital ternama, di antaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Kerja sama ini dilakukan untuk mewujudkan pengalaman perbankan digital yang aman dan terlindungi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi atas kerahasiaan data mereka.

Kinerja keuangan BNC masih tetap terjaga tahun 2020. Meski dihadapkan dengan tahun yang cukup menantang dan dihadapkan pada situasi pandemi COVID-19, perseroan masih berhasil mencatatkan untung.

Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 19,9 miliar per kuartal IV 2020 (unaudited), naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 16 miliar. Aset BNC tercatat mencapai Rp 5,4 triliun pada periode tersebut. Kredit yang disalurkan mencapai Rp 3,6 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp 3,9 triliun.

“Bank Neo Commerce berkomitmen untuk memberikan neo banking experience kepada masyarakat diiringi dengan konsistensi dalam menjalani aktivitas perbankan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Hal ini sejalan dengan salah satu nilai inti yang dimiliki korporasi, yaitu trust and integrity,” tutup Tjandra.

Related