Strategi Dua Fase Vinilon Group Hadapi Krisis

marketeers article
Black rubber tube PVC Flex pipe or Industrial hose for carry water oil fuel air transfer.

Secara global, industri konstruksi mengalami perlambatan. Sebelum pandemi terjadi, banyak pelaku industri ini yang sudah mengalami adanya perlambatan bila dikaitkan dengan kondisi pasar global.

Namun, jika dilihat dari kaca mata pasar Indonesia, industri ini justru sangat menjanjikan. Hal ini didukung oleh giatnya pembangunan proyek-proyek pemerintah hingga industri properti,

Pada periode tahun 2014-2019, Vinilon Group berhasil mengalami 8,5% kenaikan pendapatan. Bahkan, jika pandemi tidak terjadi, Vinilon Group menargetkan pertumbuhan hingga 8,7% pada periode tahun 2020-2025%.

“Namun pandemi terjadi dan pelaku industri di sektor konstruksi harus putar otak dan kembali menyusun strategi,” kata Bertoni Herianto, Head of Marketing Vinilon Group di acara Construction Industry Roundtable Surviving The Covid-19, Preparing The Post, Jumat (12/06/2020).

Vinilon Group membagi langkah menghadapi perlambatan ekonomi dalam dua fase, yaitu surviving  dan adapting. Dalam fase surviving, perusahaan yang bergerak di produksi pipa besi ini menerapkan beberapa langkah. Di antaranya strategize dan mobilize.

Bertoni mengatakan bahwa di masa ini, strategi perusahaan yang sudah tersusun pada awal tahun harus berubah. Dia mencontohkan perubahan strategi marketing yang dilakukan oleh Vinilon. Saat ini Vinilon menerapkan strategi marketing yang lebih in bound. Artinya, brand berusaha melayani secara lebih personal, membantu konsumen untuk memiliih produk yang dibutuhkan.

“Hal ini membutuhkan perusahaan yang stabil, untuk itu kami menerapkan sistem internal untuk menstabilisasi kondisi internal kantor agar dapat melayani konsumen sebagai pihak eksternal. Salah satunya lewat penerapan online HR, mengubah meeting menjadi pertemuan virtual, dan menyesuaikan sistem dengan lebih digital,” lanjut Bertoni.

Hal terakhir yang dilakukan dalam fase ini adalah mobilize. Di sini, Vinilon melakukan business process efficiency seperti menyederhanakan packaging, memproduksi konten baru, dan hal-hal yang dapat mempermudah akses konsumen terhadap produk-produk Vinilon.

Fase selanjutnya adalah adapting. Menurut Bertoni, fase ini dilakukan untuk menyongsong masa depan industri setelan pandemi berakhir.

“Pandemi berhasil mengubah perilaku pasar menjadi lebih digital dan global. Untuk itu Vinilon melakukan digitalisasi produksi dan penerapan IoT. Kami yakin nantinya pasar akan lebih global sehingga standar produk pun harus memenuhi ekspektasi global,” tutup Bertoni.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related