Strategi Destinasi-Destinasi Superprioritas Percantik Diri

marketeers article
Beautiful Pink beach, one of the most beautful on tha World with pink sand and turquoise water in the national park on Komodo. Indonesia

Dalam rangka meningkatkan kembali sektor pariwisata di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  fokus untuk mengembangkan lima destinasi superprioritas di Indonesia. Destinasi tersebut antara lain Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.

Menjawab hal tersebut, MarkPlus, Inc. menghadirkan acara The 2nd Planet Tourism Indonesia 2021 yang bertajuk Beyond Recovery, Towards Sustainability. Acara virtual ini menghadirkan beberapa narasumber yang akan memaparkan rencana dan implementasi yang sudah dilakukan destinasi wisata tersebut.

Bisma Jatmika Tisnasasmita, Director of Tourism Industry & Institutions Borobudur menyampaikan bahwa sektor pariwisata yang tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, ekonomi kreatif perlu dimaksimalkan untuk menjadi value change bagi tourism sector benefit.

“Kami sedang berupaya agar ekonomi kreatif, yaitu produk-produk dari UKM sekitar bisa menjadi supply chain. Kami akan melakukan peningkatan kapasitas, termasuk pendampingan sampai masuk ke pasar. Harapannya, workforce yang terserap sekitar 1.600an, sehingga menimbulkan pertumbuhan ekonomi,” kata Bisma.

Pendampingan kepada local creative juga dilakukan agar produk mereka bisa masuk ke pasar. Menurut Bisma, adanya pendampingan ini akan memudahkan sektor ekonomi kreatif mudah memenuhi permintaan pasar nasional dan global. Pelatihan untuk local music juga dilakukan untuk ditampilkan di resort-resort yang ada di Borobudur.

“Kami melakukan pendampingan dan pelatihan untuk ekonomi kreatif dan penyanyi serta penari lokal. Harapannya, lokasi kami bisa dipasarkan dengan kesenian-kesenian. Ini planning yang sudah kami buat,” tambah Bisma.

Selanjutnya, Ari Prasetyo, Direktur Operasi dan Inovasi ITDC memaparkan masterplan Mandalika menuju destinasi wisata prioritas. Mandalika telah menyiapkan MICE facility, yaitu membangun hotel-hotel berbintang di satu kawasan.

“Kami ingin menciptakan suatu keramaian, mau attract crowd. Kawasan kami eksklusif, sehingga pengawasannya lebih mudah. Makanya, kami ciptakan destinasi, kami branding sebagai kawasan pusat untuk sport dan entertainment destination, sehingga length of stay wisatawan cukup lama,” kata Ari.

Ari turut menyampaikan bahwa Mandalika akan menjadi tuan rumah untuk world superbike dan MotoGP. Saat ini,  pembangunan kawasan Mandalika telah menyerap tenaga kerja sekitar 8.000 orang. Selain itu, Mandalika juga meluncurkan kawasan yang bernama Bazaar Mandalika. Kawasan ini bisa disebut sebagai one stop untuk UKM Center dan produk-produk kerajinan lokal.

“Kami buat Bazaar Mandalika sebagai fasilitas untuk 300 kios UKM. Di tempat itu uga akan ada pertunjukan kuliner, sehingga nanti wisatawan bisa kami arahkan ke sini dan tidak berkeliaran. Itu harapan kami,” jelas Ari.

Dalam rangka meningkatkan kembali sektor pariwisata di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  fokus untuk mengembangkan lima destinasi superprioritas di Indonesia. Destinasi tersebut antara lain Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.

Menjawab hal tersebut, MarkPlus, Inc. menghadirkan acara The 2nd Planet Tourism Indonesia 2021 yang bertajuk Beyond Recovery, Towards Sustainability. Acara virtual ini menghadirkan beberapa narasumber yang akan memaparkan rencana dan implementasi yang sudah dilakukan destinasi wisata tersebut.

Bisma Jatmika Tisnasasmita, Director of Tourism Industry & Institutions Borobudur menyampaikan bahwa sektor pariwisata yang tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, ekonomi kreatif perlu dimaksimalkan untuk menjadi value change bagi tourism sector benefit.

“Kami sedang berupaya agar ekonomi kreatif, yaitu produk-produk dari UKM sekitar bisa menjadi supply chain. Kami akan melakukan peningkatan kapasitas, termasuk pendampingan sampai masuk ke pasar. Harapannya, workforce yang terserap sekitar 1.600an, sehingga menimbulkan pertumbuhan ekonomi,” kata Bisma.

Pendampingan kepada local creative juga dilakukan agar produk mereka bisa masuk ke pasar. Menurut Bisma, adanya pendampingan ini akan memudahkan sektor ekonomi kreatif mudah memenuhi permintaan pasar nasional dan global. Pelatihan untuk local music juga dilakukan untuk ditampilkan di resort-resort yang ada di Borobudur.

“Kami melakukan pendampingan dan pelatihan untuk ekonomi kreatif dan penyanyi serta penari lokal. Harapannya, lokasi kami bisa dipasarkan dengan kesenian-kesenian. Ini planning yang sudah kami buat,” tambah Bisma.

Selanjutnya, Ari Prasetyo, Direktur Operasi dan Inovasi ITDC memaparkan masterplan Mandalika menuju destinasi wisata prioritas. Mandalika telah menyiapkan MICE facility, yaitu membangun hotel-hotel berbintang di satu kawasan.

“Kami ingin menciptakan suatu keramaian, mau attract crowd. Kawasan kami eksklusif, sehingga pengawasannya lebih mudah. Makanya, kami ciptakan destinasi, kami branding sebagai kawasan pusat untuk sport dan entertainment destination, sehingga length of stay wisatawan cukup lama,” kata Ari.

Ari turut menyampaikan bahwa Mandalika akan menjadi tuan rumah untuk world superbike dan MotoGP. Saat ini,  pembangunan kawasan Mandalika telah menyerap tenaga kerja sekitar 8.000 orang. Selain itu, Mandalika juga meluncurkan kawasan yang bernama Bazaar Mandalika. Kawasan ini bisa disebut sebagai one stop untuk UKM Center dan produk-produk kerajinan lokal.

“Kami buat Bazaar Mandalika sebagai fasilitas untuk 300 kios UKM. Di tempat itu uga akan ada pertunjukan kuliner, sehingga nanti wisatawan bisa kami arahkan ke sini dan tidak berkeliaran. Itu harapan kami,” jelas Ari.

Shana Fatina, Direktur Utama BPOLBF memaparkan rencananya untuk menggerakan ekonomi lokal di Labuan Bajo. Shana mengatakan bahwa post pandemic strategy yang dilakukan Labuan Bajo untuk menguatkan produk tourism bukan hanya mengandalkan alam dan Komodo, namun juga budaya, tarian, forest island, dan komunitas-komunitas lain.

“Biasanya yang orang-orang tahu Labuan Bajo itu pulau komodonya. Nah, kita sedang berupaya bagaimana menjual Labuan Bajo bukan hanya tentang Komodo saja, namun experience lainnya. Dari taman endemik, sunset, kebudayaan, dan lainnya,” kata Shana.

Kemudian Shana menyampaikan bahwa banyak hal yang dilakukan untuk memaksimalkan kembali Labuan Bajo menjadi destinasi wisata pilihan. Dengan ketersediaan akomodasi, jaringan 5G, ramah lingkungan dan vaksinasi 100% sudah dilakukan agar masyarakat bisa menikmati Labuan Bajo yang baru saat pandemi berakhir.

“Kami sudah menggunakan registrasi online untuk masuk ke destinasi wisata di Labuan Bajo. Kami juga menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, kami juga berupaya untuk boost ekonomi kreatif lokal, sebagai contoh dengan kampanye pemerintah yaitu Bangga Buatan Indonesia, dan lainnya. Itu semua upaya kami menuju Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas,” tutur Shana.

Bagaimana dengan Danau Toba? Wahyu Dito Galih Indiharto, Plt. Direktur Pemasaran Pariwisata BPO Danau Toba menyampaikan bahwa untuk menuju destinasi prioritas, SDM di Danau Toba sedang dikembangkan. Selain itu, infrastruktur utama menuju Danau Toba telah disiapkan, seperti bandara internasional, rel kereta api, dermaga, hingga jalan tol dan diperkirakan siap di akhir 2021.

Pembangunan destinasi geopark Kaldera Toba telah disetujui. Tujuannya,  untuk menjadikan Danau Toba sebagai wisata adventure dan outdoor activity. “Geopark Kaldera Toba ini telah disetujui sebagai anggota Unesco Global Geopark. Pembangunan ini merupakan modal utama kami untuk memaksimalkan destinasi wisata yang ada di Danau Toba,” kata Wahyu.

Wahyu juga mengatakan bahwa saat ini dokumen Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba dibagi menjadi enam. Terdapat enam wilayah yang di fokuskan sebagai kawasan wisata, yaitu Parapat, Simanindo, Panguruan, Balige, Merek, dan Muara.

“Kami fokus kepada wilayah tersebut yang mana masing-masing wilayahnya memiliki wisata yang berbeda-beda. Contohnya, Simanindo untuk budayanya, Parapat untuk rekreasinya, dan Merek untuk alamnya. Saat ini dokumen ITMP sudah final dan akan ditetapkan ke dalam Dokumen Kebijakan Negara,” tutup Wahyu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related