Strategi Grup Astra dalam Melakukan Akselerasi Digital

marketeers article
Foto: www.123rf.com

Beberapa tahun terakhir, lanskap bisnis berubah dengan cepat. Perusahaan-perusahaan di semua industri dituntut untuk bisa lincah dan tangkas menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Pendekatan tangkas atau agile ini untuk meningkatkan produk, layanan, dan proses bisnis. Seringkali pendekatan agar bisa tangkas ini juga dimaknai dengan membuat organisasi kecil yang berdaya tinggi dan lintas fungsi.

Di sisi lain, teknologi benar-benar mengambil peran sebagai pendobrak sekat-sekat yang menghambat pertumbuhan bisnis. Hal ini linier dengan konsep 4C-Diamond dari MarkPlus, Inc. yang menempatkan teknologi sebagai faktor utama perubahan.  Untuk itu, kelincahan dalam mengadopsi teknologi juga telah menjadi kewajiban bagi tiap perusahaan. Penerapan teknologi dalam berbagai proses bisnis dan sesuai kebutuhan berpotensi akan mendorong bisnis terus bertumbuh.

Grup Astra merupakan salah satu korporasi yang gesit dan lincah dalam melakukan akselerasi dengan teknologi digital.  Menurut Paul Soegianto, Chief of Group Digital Strategy Astra, upaya Grup Astra masuk dan mengembangkan teknologi digital tersebut untuk memenuhi kebutuhan perusahaan melalui berbagai model. Bila diibaratkan, strategi Grup Astra menggarap dunia digital ini dilakukan
dengan enam pilar. Di antaranya melalui Astra Digital Ventures yang berinvestasi ke perusahaan-perusahaan digital. Tidak hanya berinvestasi, Grup Astra juga membangun atau membuat perusahaan digital yang dilakukan melalui Astra Venture Building.

“Dalam mengembangkan produk digital, kami punya pilihan untuk investasi atau membangun sendiri. Bila kami memilih berinvestasi berarti itu akan menjadi masa depan dan kami bisa mendapat knowledge. Sedangkan yang kami buat sendiri itu karena punya core
competency
-nya,” jelas Paul.

Kemudian, melalui Astra Strategy & Consulting. Ini merupakan unit yang memberikan consulting pada perusahaan-perusahaan, baik di internal Grup Astra dan luar, bagaimana melakukan transformasi digital, membentuk kebiasaan baru, melakukan otomatisasi, dan
lainnya. Fungsi konsultatif ini menjadi sangat vital perannya dalam proses digitalisasi bagi anak-anak perusahaan di Grup Astra. Mengingat, grup usaha ini menaungi lebih dari 240 perusahaan dengan jumlah pegawai lebih dari 190 ribu orang.

Meski telah memiliki bagian yang mengembangkan dunia digital, yakni Group Digital Strategy Astra, namun tidak semua inisiatif digital di Grup Astra ditarik ke pusat atau holding. Setiap anak perusahaan memiliki kebebasan untuk melakukan inovasi, khususnya terkait digital.
Bahkan, melakukan inovasi ini merupakan keharusan.  “Group Digital Strategy Astra memiliki fungsi governance saja dan mendukung setiap inisiatif digital di lingkungan Grup Astra,” tambahnya.

Ketika ada Grup Astra yang sedang membangun produk digital, fungsi Group Digital Strategy Astra adalah melakukan assessment. Memetakan mulai dari ketepatan produk dengan pasar, apakah value proposition konsumen cukup, memiliki diferensiasi, masa depannya seperti apa, dan lainnya.

“Kami juga memberi masukan dan pandangan tentang user experience dari produk digital tersebut. Sebab, user experience menjadi dasar setiap pengembangan produk digital yang ditujukan untuk konsumen,” katanya.

Selain tiga pilar di atas, Group Digital Strategy Astra juga memiliki pilar lain yang berbentuk digital service, dan bisa digunakan oleh banyak pihak. Servisnya berupa digital marketing, seperti search engine optimization (SEO), search engine marketing (SEM), social media
campaign
, hingga content creation. Juga data analytic service, seperti artificial intelligence, big data, customer analysis, prediksi level customer dan aggregat, produk kombinasi, hingga pricing analysis. Group Digital Strategy Astra juga memiliki kontrak digital dengan banyak perusahaan teknologi global, yang mana seluruh anak perusahaan Grup Astra bisa memanfaatkan kerja sama tersebut
dengan berbagai benefitnya.

Pilar terakhir, melalui Academy & Technology. Group Digital Strategy Astra melakukan inkubasi perusahaan digital dan melakukan edukasi pada orang-orang yang ingin bekerja di dunia digital. Astra juga menggelar untuk pertama kalinya hackathon atau kompetisi inovasi digital dan teknologi, yakni Astranauts. Alasan menggelar hackathon ini, salah satunya untuk melihat peluang-peluang bisnis baru.

“Saat ini, Astra memiliki tujuh pilar lini bisnis. Namun, selalu ada tuntutan untuk berevolusi, bertransformasi, dan terus menantang diri sendiri agar bisnis tetap berkelanjutan,” katanya.

    Related