Strategi Influencer Marketing Brand Lokal, Dari Storytelling hingga Affiliate

Influencer marketing menjadi salah satu pendekatan yang kini dilakukan oleh banyak brand dari berbagai industri. Pasalnya, di era media sosial seperti sekarang, cara ini dinilai cukup efektif dalam meningkatkan awareness hingga penjualan produk.
Alifyaa Rahmanita, Business Analyst MarkPlus Consulting mengungkap tren ini sejalan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan media sosial.
“Mungkin bertanya kenapa kita banyak memanfaatkan media sosial? Karena ternyata 85,7% netizen Indonesia menggunakan media sosial lebih untuk mendapatkan informasi, mencari informasi, dan lainnya yang berkaitan dengan membuat dan membagikan konten, serta terhubung dengan rekan-rekan, ataupun kolega-kolega,” kata Alifyaa dalam sesi Marketing Talks Campus Marketeers Club (CMC) Festival Goes to Universitas Mercu Buana, Jakarta pada Selasa (29/4/2025).
Hal itu pula yang mendorong merek, seperti Jiniso dan Wardah memanfaatkan kanal media sosial untuk mendorong awareness hingga penjualan.
BACA JUGA YouGov: 54% Konsumen Indonesia Lebih Percaya Review Netizen daripada Influencer
Ayuni Bening, Affiliate Specialist Team Jiniso pun mengaminkan hal tersebut. Ia mengungkapkan sejak hadir pada tahun 2019, Jiniso konsisten melakukan pendekatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap produknya.
“Bagi kami, influencer marketing menjadi cara untuk membangun hubungan emosional dengan konsumen. Oleh sebab itu, Jiniso berupaya untuk mengemasnya lewat storytelling yang disampaikan oleh para influencer,” ujar Ayuni.
Jiniso pun memulai pendekatan ini lewat kolaborasi dengan beragam influencer kecil yang dinilai mampu merepresentasikan identitas mereknya. Kemudian, ia mulai memperluas jangkauan lewat nama besar, seperti Fuji dan Fadil Jaidi, hingga tokoh film seperti Amah dari How to Make Millions Before Grandma Dies.
“Kunci sukses influencer marketing bagi kami adalah kolaborasi, bukan sekadar promosi,” ujar Ayuni.
Pasalnya, kolaborasi ini terbukti efektif dalam meningkatkan engagement, followers, dan penjualan produk Jiniso. Kendati demikian, Valensia selaku Marketing Analyst Jiniso menekankan hal itu harus didukung juga dengan konten yang menghibur dan relevan dengan konsumen.
“Influencer marketing itu harus menghibur. Semakin menarik kontennya, makin besar peluang mendorong penjualan,” ujar Valensia dalam kesempatan yang sama.
BACA JUGA Lebih Cuan, Survei Buktikan Influencer Kini Merangkap Pengusaha
Ananda Zhafirah Nugrahani, Affiliate Team Management Wardah menambahkan perspektif menarik tentang bagaimana influencer marketing kini makin luas jangkauannya, terutama lewat skema affiliate marketing.
“Affiliate marketing menjadi cara yang efektif untuk memperluas jangkauan audiens kami. Bisa dibilang, affiliate marketing itu from scrolling to earning. Dengan skema ini, para affiliator tak perlu modal besar, tapi mampu menghasilkan cuan dari konten yang menarik dan konsisten,” kata Ananda.
Di samping itu, Melly Ridaryanthi selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana melihat influencer ataupun affiliate marketing bukan hanya sekadar tren, melainkan juga future possible working opportunity.
“Di masa depan, batasan profesi akan semakin kabur. Oleh karena itu, saya melihat bahwa menjadi kreator konten atau influencer bukan hanya sekadar tren, melainkan peluang kerja masa depan yang patut dipertimbangkan oleh para generasi muda,” tutur Melly.
Editor: Ranto Rajagukguk