Strategi Laya Putri Masuk Industri Musik Tanah Air

marketeers article

Mungkin belum banyak yang mengenal sosok Laya Putri. Wanita ini mendapat kesempatan untuk menunjukkan talentanya di hari pertama Java Jazz Festival 2015. Putri dari mendiang  Broery Pesolima ini tengah mencoba menjajaki karir bermusiknya di Indonesia tanpa menyandang nama besar ayahnya.

Laya tidak terlalu pusing dengan persaingan dalam industri musik. Baginya, setiap musisi memiliki gaya yang berbeda. “Justru, saya terus berguru dari musisi-musisi lain di Indonesia, seperti Indra Lesmana, Glenn Fredly dan Tompi,” kata Laya di sela-sela Java Jazz Festival, di Jakarta, Jumat (6/3/2015).  

“Duduk, mendengarkan, dan melihat. Bertanya bila tidak mengerti,” kata Laya. Itulah yang dilakukannya untuk menggali ilmu dari ketiga musisi papan atas tersebut.   

Besar di Amerika, membuat Laya Putri mengenal jelas bagaimana denyut musik di sana. Mengawali karir dari bawah, Laya menyanyi di berbagai acara seperti pesta ulang tahun hingga acara pernikahan. Bahkan, Laya pernah dipercaya untuk menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat di hadapan 8.000 orang di National Monument untuk acara Guiness World Record.

Kini, Laya hendak menjamah industri musik tanah air. Untuk itu, wanita berdarah Maluku ini terus melakukan observasi terhadap selera musik masyarakat Indonesia.

Meski demikian, Laya belum berpikir untuk menentukan strategi  membangun personal branding. Namun, perempuan yang gemar menulis lagu ini mengaku bahwa kejujuran adalah yang paling utama dalam bermusik. “Misi saya dalam bermusik adalah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dari hati ke hati,” tutur Laya.

Soul itu, sambung Laya, bukan hanya berteriak-teriak semata. “Soul itu benar-benar dari hati,” tutup Laya.  

Related