Manulife Syariah Indonesia memperkuat komitmennya dalam mendorong inklusi asuransi jiwa berbasis syariah melalui tata kelola yang sesuai prinsip Islam dan pemanfaatan teknologi digital. Langkah ini menjadi respons atas rendahnya tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia, meski kebutuhan akan perlindungan finansial berbasis nilai keagamaan terus meningkat.
Sejak resmi beroperasi sebagai entitas mandiri pada Desember 2024, Manulife Syariah Indonesia berupaya memperluas akses layanan asuransi jiwa yang transparan, adil, dan sesuai syariah.
Penunjukan K. H. Ma’ruf Amin sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah pada 1 Mei 2025 menjadi bagian penting dalam memastikan kepatuhan perusahaan terhadap prinsip-prinsip syariah yang berlaku.
BACA JUGA: Manulife dan Danamon Luncurkan Asuransi Penyakit Kritis PPKA
Fauzi Arfan, Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, menyampaikan bahwa tingginya minat masyarakat dan dukungan regulasi menciptakan momentum penting bagi pertumbuhan asuransi syariah.
“Kami ingin menghadirkan solusi perlindungan yang inklusif dan sejalan dengan tujuan keuangan nasabah,” ungkap Fauzi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Dari sisi kinerja, perusahaan mencatat total klaim sebesar Rp 225 miliar sepanjang 2024, meningkat 17% dibanding tahun sebelumnya. Capaian ini mengindikasikan kepercayaan yang tumbuh terhadap layanan asuransi syariah. Risk-Based Capital (RBC) Dana Perusahaan tercatat sebesar 7.063%, sedangkan RBC Dana Tabarru’ berada di angka 1.588%, dua indikator yang menunjukkan kondisi permodalan perusahaan dalam keadaan sangat sehat.
Hingga April 2025, total aset perusahaan mencapai Rp 1,54 triliun. Di saat yang sama, surplus underwriting dari lini bisnis syariah tercatat sebesar Rp 37 miliar, mencerminkan efektivitas dan transparansi dalam pengelolaan dana.
Digitalisasi menjadi kunci utama dalam strategi ekspansi layanan. Perusahaan mengintegrasikan teknologi untuk mendekatkan layanan asuransi kepada masyarakat luas, termasuk generasi muda yang kini semakin sadar akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang.
Laporan Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 mencatat, 30% generasi muda telah memprioritaskan persiapan pensiun, kesehatan, dan perlindungan masa depan sebagai bagian dari tujuan finansial mereka.
Ma’ruf Amin dalam pernyataannya juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekonomi syariah. “Kita harapkan ada prioritas-prioritas baru dari pemerintah mendatang. Saya minta Pak Fauzi langsung masuk saja,” ujarnya.
BACA JUGA: Dorong Inklusi Keuangan, Manulife Syariah Indonesia Resmi Beroperasi
Meski demikian, tantangan belum sepenuhnya hilang. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 13,41% pada 2024, sementara literasinya ada di angka 43,42%. Selisih ini menunjukkan masih ada kebutuhan besar untuk edukasi yang lebih masif dan terarah.
Menjawab tantangan tersebut, Manulife Syariah Indonesia memperkuat platform digital yang memungkinkan masyarakat mengakses informasi, membeli polis, hingga mengajukan klaim secara praktis dan transparan.
Per Januari 2025, total aset industri asuransi jiwa syariah nasional mencapai Rp 33,99 triliun, naik dari Rp 32,79 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Ma’ruf Amin juga menegaskan perlunya percepatan pembentukan lembaga pengembangan ekonomi syariah.
“Presiden sudah bilang bahwa beliau masih punya utang kepada saya untuk membentuk Badan Pengembangan Ekonomi Syariah,” tuturnya.
Editor: Dyandramitha Alessandrina