Strategi Membangun Merek dengan Sederhana tapi Tetap Efektif

marketeers article
Angga Dwimas Sasongko dalam MHO 2023. (FOTO: Marketeers)

Produk yang laris tak hanya dipengaruhi oleh kualitas dan harga dari produk tersebut. Pasalnya, salah satu hal yang memengaruhi penjualan sebuah produk adalah merek yang melekat dalam produk tersebut.

Hal itu membuat sebuah perusahaan perlu membangun brand dengan optimal agar audiens bisa lebih mudah mengasosiasikan dengan merek tertentu. Angga Dwimas Sasongko, Founder & CEO Visinema mengatakan sebenarnya langkah untuk membangun merek itu cukup sederhana.

“Pertama, lakukan identifikasi tujuan dari brand, kenali audiens yang akan disasar dan tonjolkan unique selling position atau USP. Sederhana, tak perlu rocket science,” kata Angga Dwimas Sasongko saat jadi pembicara dalam Marketeers Hangout (MHO) 2023 di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Hal itu pun ia terapkan dalam setiap film yang diproduksi. Angga percaya strategi itu juga akan efektif untuk diterapkan oleh suatu merek.

Selanjutnya, ia menekankan merek bisa menjalankan simple dan clear sehingga bisa dengan mudah dicerna oleh audiens.

BACA JUGA:  Pantomim & Sarana Strategi Entertainment Marketing yang Out of the Box

Selain itu, ia menyarankan merek melibatkan keterikatan dengan audiens. Dengan begitu, merek tersebut bisa dengan mudah menjadi sebuah brand yang top of mind.

“Dalam industri film global, seluruh hal itu telah diterapkan dalam pengembangan film James Bond. Dengan beragam strategi yang dilakukan, kini James Bond tak hanya hadir sebagai sebuah film tapi sudah jadi brand yang akrab di telinga masyarakat,” kata sutradara beberapa film tenar seperti Mencuri Raden Saleh dan Filosofi Kopi tersebut.

Selanjutnya, dalam MHO 2023 yang digelar di Ciputra Artpreneur Theater itu, Rudi Hidayat, Founder & CEO V2 Indonesia mengatakan pengembangan merek yang kuat juga perlu diimbangi dengan penyajian experience yang imersif.

BACA JUGA:  Bersama APTIKNAS, V2 Indonesia Perkuat Penetrasi di Pasar B2G

Untuk menyajikan hal itu, ia menekankan tiga strategi yang bisa diterapkan, yakni strategi yang disebut dengan ATM. “Strategi ATM sendiri terdiri atas atmosfer, teknologi dan monetisasi,” kata Rudi.

merek
Rudi Hidayat dalam MHO 2023. (FOTO: Marketeers)

Untuk atmosfer, hal itu bisa ditekankan lewat nuansa, tema dan jalan cerita yang mampu menonjolkan suatu merek atau produk. Upayakan, atmosfer yang ditonjolkan merupakan atmosfer yang punya keterkaitan dengan merek dan audiens.

BACA JUGA:  Jurus BCA Hadapi Malware

Untuk teknologi yang menunjang experience yang imersif, saat ini merek telah dimudahkan untuk mencapai hal itu lewat beragam teknologi digital, seperti augmented reality, machine learning dan kecerdasan buatan.

“Terakhir, perusahaan perlu memastikan soal monetisasi dari seluruh langkah itu. Artinya, perusahaan harus memastikan strategi itu akan memberikan dampak yang optimal dengan ukuran yang jelas,” ucapnya.

merek
Rendy Alimudin dalam MHO 2023. (FOTO: Marketeers)

Di satu sisi, Rendy Alimudin, VP Digital Marketing BCA pun mengungkap soal strategi BCA dalam menjadi sebuah merek perbankan yang kuat. Rupanya, bank tersebut menerapkan beragam strategi gabungan dari apa yang diungkap oleh Angga dan Rudi.

BACA JUGA:  6 Tips Lakukan Social Media Branding untuk Bangun Eksistensi Merek

“Beberapa strategi yang kami lakukan adalah dengan adapt with tech dan adapt with people,” kata Rendy yang juga tampil sebagai pembicara di MHO 2023 tersebut.

Dengan strategi itu, maka setiap layanan yang ditawarkan BCA selalu mengikuti dengan kebutuhan masyarakat dan disajikan dengan teknologi terkini seiring dengan perkembangan yang ada. Dengan strategi itu, maka BCA bisa menjadi merek yang kuat dan dikenal mampu melayani beragam kebutuhan nasabah dengan mudah, cepat dan tetap efisien.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related