Strategi Panasonic Memperkuat Brand Awareness Produk Pompa Air

marketeers article

Pompa air merupakan salah satu produk elektronik yang paling penting bagi rumah tangga. Peranannya yang krusial  membuat produk ini wajib yang dimiliki oleh tiap rumah tangga. Untuk produk pompa air, strategi pemasaran yang paling efektif adalah advokasi dalam bentuk word of mouth.

Hal ini disadari oleh PT  Panasonic Gobel Indonesia. Menurut Rawenda, Sales & Marketing Manager Life Solutions Product PT Panasonic Gobel Indonesia, walaupun konsumen Indonesia memiliki produk pompa air dari merek berbeda, namun akan tetap menyebutnya dengan satu nama merek yang sudah generik. Tentunya, ini menjadi pekerjaan besar bagi Panasonic untuk memperkenalkan produk pompa airnya kepada seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, situasi pandemi berpengaruh pada lini bisnis produk pompa air Panasonic. Meskipun sedikit tersendat di kawasan Jawa dan Bali, namun masih ada beberapa daerah yang justru menunjukkan capaian positif.

“Saat ini, pasarnya hampir sama dengan industri yang lain. Secara umum, permintaannya memang turun. Tapi, per area masih ada yang berhasil tumbuh, seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera,” kata Rawenda.

Rawenda melihat ada perbedaan kebiasaan pembelian pompa air bila dilihat secara demografis. Masyarakat yang tinggal di daerah akan menjadikan komponen harga sebagai faktor utama keputusan pembelian. Selain harga, masih ada pertimbangan lain, seperti kesesuaian harga dan kebutuhan.

Sementara, konsumen di perkotaan cenderung memperhatikan daya tampung yang dimiliki pompa air tersebut demi pemenuhan kebutuhannya. Di sini, mereka fokus pada kapasitas dan daya listrik. Secara umum, faktor pembelian lain adalah daya tahan produk tersebut. Rawenda mengatakan, masyarakat tidak mau direpotkan oleh permasalahan seputar pompa air. Sebab itu, keawetan produk menjadi pertimbangan utama. Melihat ini, rangkaian produk pompa air dari Panasonic dibekali dengan garansi motor selama tiga tahun.

Pompa air Panasonic selain diklaim tahan lama juga telah diakui dengan beragam sertifikasi. Museum Rekor Indonesia (MURI) berhasil dua kali menguji produk pompa air Panasonic. Ketahanan dari produk pompa air ini telah diuji untuk beroperasi  selama 20 jam nonstop. Bahkan, pada tahun 2017, pompa air Panasonic berhasil lolos uji dengan pemakaian 100 jam nonstop.

Meskipun produk pompa air bukan produk yang dibeli secara berkala oleh konsumen, namun Panasonic sudah melakukan strategi komunikasi dengan konsep omnichannel. Rawenda menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, strategi pemasarannya sudah mulai menggunakan platform digital. “Trennya sekarang adalah melakukan kreasi dalam mempromosikan produk melalui platform baru yang mudah diakses oleh konsumen,” terangnya.

Walaupun sudah melakukan peralihan dalam strategi komunikasi, Rawenda yakin bahwa kampanye pemasaran tidak bisa dilakukan melalui satu platform saja. Karena itu, bersama timnya ia tetap menjalankan strategi pemasaran melalui dua kanal, online dan offline.

Panasonic meyakini bahwa tidak hanya konsumen yang perlu diyakinkan tentang keunggulan produk, tetapi juga para diler dan distributor yang menjadi tulang punggung penjualan antara brand dengan konsumen. Berkat strategi komunikasi tersebut, banyak diler yang mengaku terbantu penjualannya.

“Muncul rasa percaya diri dari para diler dan distributor. Konsumen juga semakin paham bahwa Panasonic tidak sekadar menjual produk AC dan kulkas saja,” jelasnya.

Dalam komunikasi pemasaran, Panasonic melakukan kolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya dengan menggunakan jasa key opinion leader dan penggunaan variasi format konten.

“Kami membuat video yang kekinian dengan selera orang sekarang. Key visual yang kami sajikan harus mudah dicerna dan berdurasi singkat. Fitur-fitur tersebut dibagi dalam beberapa seri video,” jelas Rawenda.

Walaupun strategi online sudah gencar dilakukan, Panasonic paham bahwa kanal dan strategi offline masih harus dilakukan. Beragam strategi yang sudah dilakukan bertahun-tahun juga masih dilakukan hingga sekarang, seperti memproduksi katalog produk secara fisik dan juga suvenir. Gathering dengan mitra diler, distributor, hingga para teknisi juga masih rutin digelar.

“Ketika menjalankan strategi omnichannel, kami harus memahami dulu KPI apa yang ingin dicapai. Kemudian, pintar dalam menganggarkan anggaran, dan jangan ketinggalan adalah timing yang tepat,” tutup Rawenda.

Related