Strategi Pemasaran Kreatif Masa Kini: Nano Influencer, Komedi dan Musik

marketeers article
Sumber: 123RF

Dalam dunia digital yang terus berkembang, kehadiran influencer atau content creator telah mendominasi ranah pemasaran. Namun, sebuah pendekatan baru dalam pemasaran menunjukkan bahwa ukuran tidak selalu menentukan keberhasilan. 

Terkadang, kekuatan sesungguhnya terletak pada kualitas dan autentisitas, bukan sekadar jumlah. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Muhammad Jupaka, Chief Operating Officer NAMA Beauty dalam acara Marketeers Hangout dengan tema “Metamorphosis: From Vision to Reality. Dream, Design, Do.” yang digelar pada Senin (18/09/2023). 

Ia mengatakan nano influencer marketing cukup punya pengaruh dan dampak yang besar bagi merek. Ketika orang melihat rekomendasi dari nano influencer, mereka lebih mungkin untuk percaya daripada melihat dari influencer dengan jutaan pengikut. 

Sebab, rekomendasi tersebut dianggap lebih autentik dan kurang bias.

BACA JUGA: Merancang Strategi Creative Marketing untuk Gen Z

“Saya lebih percaya makanan dari teman saya, yang pengikutnya 1.000, daripada yang di atas 10.000,” kata Jupaka dalam sesi Creating Big Impact with Small Follower, menegaskan bahwa saran dari nano influencer sering kali dianggap lebih tulus dan murni.

Dalam strategi pemasaran menggunakan nano influencer, ada beberapa tahapan yang dianjurkan. 

“Pertama, kolaborasi yang merupakan langkah awal dalam membangun hubungan. Lalu, growth di mana merek berharap influencer tersebut tumbuh seiring waktu, hingga community-based yang menciptakan kepercayaan yang lebih tinggi ke merek,” ujar Jupaka.

Selain itu, pemasar juga diingatkan bahwa komunikasi pemasaran tidaklah harus serius, kaku, maupun formal. Komunikasi pemasaran bisa dikemas dengan humor dan jenaka. 

Hal ini disampaikan oleh Virginia Francisca, VP Marketing & Creative Noice dan Adriano Qalbi, Standup Comedian & Podcaster Noice. Menurut mereka, komedi dapat menjadi entry point yang efektif dalam pemasaran karena mudah diingat oleh audiens.

BACA JUGA: CMC X Elizabeth: Masuki Era Baru Pemasaran dengan Omnichannel

“Komedi memiliki daya tarik khusus yang bisa membuat orang terhubung dengan merek. Namun, merek juga harus memastikan jenis komedi yang digunakan sesuai dengan merek dan bisa diterima dengan baik oleh audiens,“ kata Virginia dalam sesi Why So Serious?.

Sementara itu, Adriano Qalbi berpendapat meski zaman makin modern, kebutuhan manusia untuk tertawa tidak pernah berkurang. Komedi bisa menjadi alat paling efektif bagi merek untuk meninggalkan kesan positif dalam benak audiens.

Menutup rangkaian strategi pemasaran, Chandra Samhari, Marketing & Promotion Head Musica Studios dalam sesi Let’s Collaborate menekankan kekuatan kolaborasi. Kolaborasi akan membuat merek makin kuat karena mendapatkan kompetensi lain yang diberikan oleh partner.

Dengan dedikasinya yang kuat di industri musik, Musica Studios menunjukkan betapa kolaborasi dapat memberikan hasil yang mengesankan dan bermanfaat bagi semua pihak. 

“Dalam berkolaborasi, kita tidak hanya berkomunikasi lewat kata, tetapi juga dengan bahasa musik dan inovasi yang kita ciptakan,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related