Strategi PLN Percepat Transisi Energi Indonesia lewat Startup Greentech

marketeers article
Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN (Dok. PLN)

PT PLN (Persero) terus memperkuat kolaborasi dengan startup teknologi hijau (greentech) sebagai bagian dari strategi mempercepat transisi energi di Indonesia. Melalui kemitraan dengan 63 startup di sektor energi, PLN berupaya menghadirkan solusi inovatif yang mendukung target Net Zero Emissions pada 2060.

Langkah ini tidak hanya sekadar inisiatif korporasi, melainkan respons terhadap kebutuhan nyata Indonesia dalam menghadapi tantangan energi masa depan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menegaskan bahwa keberadaan greentech startup sangat penting dalam menjawab kebutuhan akan inovasi teknologi energi.

“Indonesia membutuhkan terobosan untuk merealisasikan transisi energi. Di sinilah peran startup, khususnya yang bergerak di bidang teknologi hijau, menjadi sangat krusial,” ujar Darmawan dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (27/5/2025).

BACA JUGA: PLN Butuh Investasi US$ 171 Miliar untuk Transisi Energi

PLN mengembangkan kolaborasi ini melalui dua pendekatan. Pertama, menggandeng startup tahap lanjut yang siap langsung masuk ke dalam ekosistem energi nasional. Kedua, melalui program inkubasi untuk startup tahap awal yang mencakup pelatihan, pendampingan, dan pengembangan model bisnis.

Sejak tahun 2023, PLN meluncurkan PLN Connext sebagai wadah resmi untuk membangun ekosistem kolaboratif antara perusahaan dan pelaku inovasi teknologi. Dari 63 startup yang terlibat, sebanyak 20 telah mengikuti program inkubasi, 20 lainnya menandatangani nota kesepahaman, dan 16 sudah masuk ke tahap implementasi kerja sama.

PLN melihat potensi besar dalam pendekatan kolaboratif ini. Menurut Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, startup memiliki keunggulan dalam kecepatan dan kreativitas.

“Mereka bisa menjadi katalis perubahan. Sejak awal kami membangun ekosistem ini secara konkret dan terstruktur,” ujarnya.

Selain bermitra dengan pelaku industri, PLN juga memperluas kerja sama dengan instansi pemerintah. Kemitraan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital difokuskan pada penguatan produk dan layanan startup berbasis teknologi. Sementara dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, PLN mengembangkan riset di bidang ketenagalistrikan.

Di lapangan, PLN Group melibatkan sejumlah startup dalam pengembangan teknologi mutakhir, termasuk Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan / artificial intelligence (AI), hingga teknologi penangkapan karbon.

PLN Icon Plus, misalnya, bermitra dengan Magnar dan Soca.AI dalam pengembangan IoT dan AI. PLN Enjiniring bekerja sama dengan TechnoGIS untuk integrasi AI dalam sektor rekayasa. Sementara itu, PLN Nusadaya dan Algatek berfokus pada teknologi penangkapan karbon.

BACA JUGA: PLN Jadi Perusahaan Energi Terbaik untuk Karier Versi LinkedIn

Kolaborasi lainnya mencakup pengoperasian infrastruktur kendaraan listrik. PLN Electricity Services dan Starvo menangani pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), sedangkan PLN Haleyora Powerindo menggandeng Charged untuk pengembangan armada kendaraan listrik.

Menurut Wayan Toni Supriyanto, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, peran PLN sangat strategis dalam mengintegrasikan inovasi ke dalam sistem energi nasional. Program seperti PLN Connext dan PLN Startup Day adalah bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor inovasi dapat menjawab tantangan energi secara konkret.

Melalui inisiatif ini, PLN berharap dapat melahirkan startup energi berskala global dan mendorong terbentuknya unicorn asal Indonesia di sektor energi.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

Related

award
SPSAwArDS