Strategi PT Rutan Tingkatkan Revenue

marketeers article
Strategy Action Plan List Process Concept

Kekhawatiran terhadap berbagai kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi perusahaan turut dirasakan PT Rutan pada awal kasus COVID-19 masuk ke Indonesia. Kekhawatiran tentang faktor kesehatan hingga gejolak ekonomi membuat PT Rutan harus memikirkan rencana baru untuk memastikan bisnis dapat bertahan.

PT Rutan sebagai perusahaan penyedia mesin agrikultur mengalami penurunan permintaan mesin baru. Strategi lain harus dipikirkan untuk terus maju, terlebih lagi pandemi membuat rencana yang seharusnya berjalan tahun ini banyak mengalami perubahan.

Hal pertama yang terlintas adalah menyelamatkan cash perusahaan. Namun, pertanyaan lain kemudian muncul karena ketika bicara mengenai cash maka akan ada revenue yang harus ditingkatkan, cost yang harus ditekan, dan sebisa mungkin tidak berhutang.

“Kami kemudian melakukan shifting. Hal ini muncul dari pemahaman kami bahwa konsumen juga mengalami kesulitan saat ini dan tidak bisa melakukan pembelian. Tetapi, mereka tidak berhenti bekerja dan tetap melakukan proses produksi. Dari sana kami melihat adanya peluang,” ujar Direktur Operasional PT Rutan Clifford Budiman dalam acara Industry Roundtable: Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond Agro Industry Perspective.

Dibandingkan dengan penjualan unit baru, PT Rutan berusaha memberikan layanan servis mesin kepada konsumen. Untuk memastikan konsumen tidak terbebani dengan mesin yang rusak di tengah masa sulit ini, PT Rutan melayani preventive maintenance. Jadi, sebelum mesin rusak, konsumen dapat melakukan perawatan.

Hal ini diklaim sukses meningkatkan kepercayaan konsumen kepada PT Rutan. Hasilnya pun terlihat dari peningkatan revenue di sektor private hingga 55% dan operation cost pun dapat ditekan 50% hingga September lalu. Strategi ini berhasil memastikan bisnis dapat berjalan dengan baik.

“Strategi lain adalah digitalisasi yang sudah mutlak dan tidak bisa dinegosiasikan lagi. Sekarang semua kegiatan bisnis mulai dari monitoring tools, meeting, promotion, publikasi, sosialisasi, hingga pelatihan sudah kami lakukan secara online,” tutur Clifford.

Selain itu, penting untuk menjaga komunikasi yang intensif dan koordinasi yang baik di setiap divisi. Perusahaan juga harus fokus pada proses dan progress bukan hasil. Karena, saat ini belum ada yang bisa menjamin situasi akan seperti apa ke depannya. Jika hanya berorientasi pada hasil, proses dan progress belum tentu baik untuk perjalanan bisnis perusahaan.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related