Strategi Shopee Mengikuti Arus Pasar Selama Tahun 2020

marketeers article

Shopee terbilang paling muda dibandingkan pemain-pemain lainnya di industri e-commerce. Jejaknya baru terasa di Indonesia pada tahun 2015. Namun, hanya dalam lima tahun Shopee berhasil menjadi pemain besar di industri ini.

Hal ini tidak lepas dari beragam strategi dan aktivasi yang dijalankan selama lima tahun operasional mereka di Indonesia. Saking suksesnya, kontribusi Shopee Indonesia untuk grup Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan mencapai 40%. Hal ini tidak lepas dari konsistensi yang dibangun oleh Handhika Jahja, Direktur Shopee Indonesia yang merupakan salah satu tim pendiri Shopee sejak awal di Indonesia.

“Setiap  tahun, tantangan dan tujuan yang ingin dicapai oleh Shopee beragam. Mulai dari tantangan untuk awareness, edukasi belanja online, hingga saat ini tantangannya adalah pandemi yang melanda dunia,” ujar Handhika.

Sekarang ini, jumlah pesanan di Shopee sudah mencapai angka tiga juta pesanan dalam satu hari. Perubahan juga terjadi dalam hal awareness. Ketika baru masuk pasar Indonesia, fokus Shopee adalah jumlah download dan bagaimana cara agar seller mau menjual produknya di Shopee.

“Sekarang, fokus kami bergeser pada bagaimana produk dan layanan yang kami tawarkan  dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi, jenis dan strategi promosi lebih kompleks dan tidak sesimpel dulu,” tambahnya.

Handhika Jahja, Direktur Shopee Indonesia

Ketika pandemi mulai melanda Indonesia, Shopee langsung mengubah arah strategi, mengikuti sentimen masyarakat dan pemerintah. Semua kampanye langsung diarahkan untuk fokus membantu para pembeli dan juga penjual. Apalagi, terjadi perubahan kebiasaan pelanggan yang begitu cepat saat pandemi.

“Untuk itu, kami fokus memenuhi kebutuhan di gaya hidup mereka. Menghadirkan kategori yang   penting bagi pelanggan kami,” kata Handhika.

Selain berfokus pada kebutuhan sehari-hari yang esensial bagi pelanggan, Shopee juga melihat kebutuhan tambahan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Salah satunya adalah kebutuhan peralatan dan perlengkapan untuk bekerja dari rumah serta bertambahnya aktivitas olahraga dan hobi.

Handhika menambahkan, selama ini timnya berupaya melihat arah pergerakan pasar. Dalam arti, tiap tim produk membaca kategori dan produk apa yang sedang ramai serta banyak dibutuhkan oleh tiap pelanggan. Misalnya, ketika masa pandemi, yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat adalah produk consumer goods, peralatan dan perlengkapan bayi, serta produk-produk elektronik.

“Intinya bukan kami yang menggerakkan pasar. Tiap kategori membutuhkan strategi yang berbeda. Kami harus melihat dan mencocokkannya dengan tuntutan pasar. Pasar itu seperti ombak dan kami yang harus mengikuti mereka,” jelasnya.

Selama pandemi ini, Shopee juga memberikan program bantuan kesejahteraan kepada para mitra penjual dengan total Rp 100 miliar. Program ini bernama Dukungan COVID-19 100M Shopee. “Kami harap stimulus ini bisa dioptimalkan oleh para mitra penjual Shopee,” tambahnya.

Upaya-upaya tersebut mulai terlihat hasilnya. Shopee berhasil mencatatkan jumlah transaksi mencapai 260 juta selama kuartal kedua tahun 2020. Bahkan pada program 11.11 Big Sale, Shopee berhasil mengalami peningkatan transaksi hingga enam kali lipat dibandingkan tahun lalu hanya dalam waktu satu jam, antara pukul 00.00-01.00 WIB.

Pencapaian tersebut juga tidak lepas dari dua inovasi yang dilakukan oleh Shopee pada aplikasinya, yakni fitur live commerce dan gamification. Handhika mengatakan, pengalaman belanja online harus serupa dengan pengalaman orang belanja di pusat perbelanjaan. Dalam hal ini, program harus memiliki unsur hiburan dan rekreasi.

“Aktivitas belanja merupakan aktivitas sosial. Kami sediakan pengalaman yang menyeluruh. Fitur gamification ini diminati karena kami hubungkan dengan voucher dan diskon. Fitur-fitur ini semakin diminati, baik penjual dan pembeli,” kata Handhika. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh MarkPlus, Inc. bertajuk Peta Persaingan e-Commerce di Indonesia Kuartal III Tahun 2020, Shopee menjadi e-commerce yang memiliki tingkat awareness tertinggi mengungguli pemain-pemain lain. Banyak faktor yang memengaruhi mengapa Shopee menjadi favorit konsumen.

Kontribusi campaign atau iklan Shopee di televisi maupun sosial menjadi pemicunya. Sebagaimana yang dilihatkan di survei, iklan di televisi menjadi media dengan awareness tertinggi (83%). Diikuti iklan yang muncul di website atau media sosial (73%) dan YouTube (70%) juga berkontribusi pada tingginya awareness.

Selain itu, yang tidak bisa lepas dari Shopee adalah hadirnya wajah-wajah selebriti yang digandeng   sebagai brand ambassador. Sebut saja, almarhum Didi Kempot, Via Vallen, Cristiano Ronaldo, dan Blackpink merupakan selebriti yang pernah digandeng e-commerce itu. Tahun ini, Shopee merangkul penyanyi dangdut Nella Kharisma dan grup K-Pop Stray Kids.

Brand ambassador dipilih untuk menggambarkan brand kami. Happy, energik, dan menyentuh kalangan masyarakat yang kami tuju. Kami mau mereka juga lekat dengan brand kami dan mengintegrasikan mereka dengan brand kami. Misalnya, melalui iklan komersial dengan lagu mereka, namun liriknya menggunakan kata Shopee agar branding-nya selalu teringat,” pungkas penerima The Best Industry Marketing Champion 2020 sektor E-commerce & Application ini.

Related