Strategi Unilever Tingkatkan Penjualan Domestik Ritel

marketeers article
104471490 konskie, poland may 19, 2018: unilever website displayed on smartphone hidden in jeans pocket

Unilever Indonesia mengumumkan laporan kinerja keuangan semester I 2020 dengan capaian positif. Unilever mencatat penjualan bersih Rp 21,77 triliun, naik 1,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Menurut Hemant Bakshi, Presiden Direktur Unilever, pertumbuhan ini didorong oleh penjualan domestik yang naik 1,6%.

“Pandemi sempat membuat tantangan industri semakin meningkat. Namun, kami tetap bisa mencatat penjualan domestik ritel positif pada angka 2,4% di paruh pertama tahun 2020 ini,” kata Hemant.

Secara rinci, Unilever mencatat pertumbuhan penjualan di kategori produk kebersihan, kesehatan, dan makanan dan minuman selama pandemi. meskipun begitu, Unilever juga mencatat penurunan terutama di unit Unilever Foods Solutions yang berfokus pada penjualan B2B untuk hotel dan restoran dan cafe/catering (Horeca) akibat terhambatnya industri tersebut selama masa Pembatasan Solusi Berskala Besar (PSBB). Lebih lanjut, Unilever juga mencatat laba bersih Rp 3,62 triliun.

“Pertumbuhan ini juga didorong dengan penerapan strategi yang dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi,” lanjut Hemant.

Unilever Indonesia menerapkan berbagai strategi sepanjang paruh awal tahun 2020 dalam rangka menyelamatkan sekaligus memperkuat bisnisnya dari hantaman pandemi. Di antaranya adalah pemaksimalan pemenuhan kebutuhan konsumen dan pengetatan biaya operasional. Dari bulan Januari hingga Juni 2020, Unilever secara gesit meluncurkan produk pemenuhan kebutuhan seperti Lifebuoy Hand Sanitizer, Sahaja Spray Higienis, Wipol Disinfectant Spray, dan Wipol Surface Disinfectant Wipes.

Dari sisi pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman, perusahaan ini juga sempat meluncurkan produk baru di kategori es krim lewat mengembalikan merek Vienetta ke pasar hingga produk baru seperti Walls Strawberry Cheesecake.

“Inovasi-inovasi ini memang sedikit berpengaruh pada strategi pengetatan biaya operasional, tapi kami berhasil mengatasinya. Yang terpenting, perseroan berhasil mempertahankan rantai pasokan ke konsumen sehingga penjualan tetap lancar,” tutup Hemant.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related