Studi Buktikan Terlalu Proaktif di Tempat Kerja Bisa Bikin Kinerja Menurun

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Menjadi proaktif di tempat kerja sering kali dianggap sebagai hal positif. Karyawan yang punya inisiatif tinggi, rajin menyumbang ide, dan selalu mencari cara untuk berkontribusi lebih kerap dipuji sebagai ciri pegawai unggulan.

Namun, sebuah studi terbaru dari Michigan State University justru menemukan sisi lain dari sikap terlalu proaktif di tempat kerja, yaitu kinerja bisa menurun. Penelitian ini melibatkan 234 pasangan karyawan dan atasan mereka dari berbagai industri di Cina.

“Karyawan proaktif memang cenderung bekerja keras dan punya motivasi tinggi, namun itu bisa menjadi bumerang jika mereka terlalu memaksakan diri atau melampaui batas kewajaran,” demikian hasil studi tersebut, dikutip dari Harvard Business Review, Jumat (2/5/2025).

BACA JUGA: Survei Terbaru Sebut Kerja Remote Kini Tak Lagi Efektif

Proaktif Berlebihan Bisa Picu Kelelahan Mental

Menurut para peneliti, karyawan yang terlalu sering mendorong perubahan atau mengambil inisiatif di luar arahan atasan cenderung mengalami kelelahan psikologis. Mereka terus-menerus mencari peluang baru untuk memperbaiki sistem, memberikan ide, atau mencoba mempercepat proses kerja tanpa mempertimbangkan batas energi mereka sendiri.

Yang lebih mengkhawatirkan, kelelahan ini sering kali tidak terlihat langsung, baik oleh atasan maupun oleh karyawan itu sendiri. Akibatnya, mereka tetap menuntut performa tinggi pada diri mereka, padahal mental mereka sudah jenuh.

Selain faktor kelelahan, proaktivitas yang tidak sejalan dengan gaya kepemimpinan atasan juga bisa menurunkan penilaian kinerja. Dalam penelitian tersebut, ketika atasan tidak memberikan ruang bagi perubahan atau tidak merespons dengan baik inisiatif bawahannya, semangat proaktif bisa dianggap mengganggu atau tidak sesuai konteks.

Sebaliknya, jika atasan terbuka dan mendukung perubahan, proaktivitas karyawan akan terasa lebih efektif dan bahkan berdampak positif pada performa kerja.

BACA JUGA: Survei: Fleksibilitas Masih menjadi Pilihan Utama Pekerja

Keseimbangan adalah Kunci

Para peneliti menyimpulkan bahwa menjadi proaktif itu baik, tetapi harus dilakukan dengan bijak. Karyawan perlu tahu kapan harus mengambil inisiatif, dan kapan harus menahan diri.

“Yang tidak kalah penting, komunikasi dengan atasan sangat dibutuhkan agar proaktivitas yang dilakukan bisa tepat sasaran dan tidak membuat karyawan merasa sendirian dalam usahanya,” jelas penelitian dari Michigan State University tersebut.

Dengan kata lain, lebih banyak inisiatif belum tentu berarti lebih baik, apalagi jika mengorbankan kesehatan mental dan hubungan profesional. Jadi, daripada terlalu ambisius, mungkin ada baiknya sesekali menarik napas dan pastikan energi Anda cukup untuk bertahan dalam jangka panjang.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS