Studi IBM: Sektor Jasa Keuangan dan Manufaktur Investasi untuk Adopsi AI

marketeers article
Studi IBM: Adopsi AI di Sektor Jasa Keuangan dan Manufaktur. (Dok. IBM)

IBM mengeluarkan studi baru tentang adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor jasa keuangan serta manufaktur Indonesia. Sebagian besar responden korporat lokal (62%) telah berinvestasi dalam pembuatan program pilot AI di perusahaan.

Studi “Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis di Indonesia dengan AI Yang Beretika ” oleh Advisia Group, mewakili IBM dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), juga menunjukkan 23% perusahaan yang disurvei berada dalam tahap investasi AI, telah mengadopsi kemampuan AI untuk berinteraksi dengan fungsi bisnis perusahaan.

“AI memiliki potensi besar untuk memajukan ekonomi digital Indonesia. Saya yakin teknologi AI akan sangat berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan substansial,” kata Hammam Riza, Presiden KORIKA dalam laporannya, Kamis (7/3/2024).

Indonesia saat ini memimpin kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi AI yang diproyeksikan sebesar US$ 366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan output ekonomi yang diharapkan bisa terdorong oleh integrasi dan pemanfaatan teknologi AI di berbagai sektor di seluruh penjuru Tanah Air.

BACA JUGA: IBM Ungkap Tren Penggunaan Teknologi AI pada 2024

Namun, tantangan utama masih terletak pada kesenjangan keterampilan digital (48%), kurangnya tata kelola data internal (40%), dan kurangnya visibilitas pada hasil bisnis (12%). Menurut studi, hal ini telah menghambat perusahaan yang disurvei untuk maju ke tahap berikutnya.

“Alih-alih menggantikan pekerjaan manusia, individu yang bisa menggunakan AI dengan baik akan unggul dibandingkan mereka yang tidak mau belajar dan karena itu mengintegrasikan AI untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan sangat penting,” ujar Riza.

Sementara itu, Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia mengatakan AI Generatif akan membawa banyak dampak pada bisnis, mulai dari cara pengambilan keputusan, pengalaman nasabah, hingga pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi, fokusnya tetap pada keahlian sumber daya manusia untuk penggunaan AI yang baik.

“Kami yakin pendekatan interdisipliner, yaitu sebuah model yang menunjukkan hubungan timbal balik antara masyarakat, pengguna, dan pengembangan AI, akan memberikan hal yang positif melalui kemitraan manusia-AI,” tutur Roy.

BACA JUGA: IBM: 43% CEO Gunakan AI Generatif untuk Keputusan Strategis

Menurut studi yang dikomisi oleh IBM, perusahaan yang disurvei di industri jasa keuangan dan manufaktur akan mendapatkan potensi nilai tambah dari adopsi AI. Responden meyakini teknologinya sudah ada meski tingkat kesiapannya masih bervariasi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related