Sudah Amankah Mata Anda dari Radiasi Sinar Biru Smartphone?

marketeers article

Apa masih ada di antara kita yang belum memakai smartphone? Mungkin hanya segelintir orang yang menjawab belum. Penelitian MarkPlus Insight tahun lalu menemukan bahwa angka pengguna internet di Indonesia meningkat cukup tajam sekitar 27% dari tahun 2014, dan tingkat netizen meningkat dari 55% menjadi 82%. Netizen sendiri dikategorikan sebagai kelompok pengakses internet lebih dari 3 jam dalam sehari. Di balik gegap gempita fenomena ini, sadarkah Anda terhadap ancaman di balik layar gadget Anda?

“Radiasi Sinar biru (light blue) merupakan isu yang sudah cukup menarik perhatian masyarakat dunia. Layaknya isu global warming, isu sinar biru yang kerap ditampilkan oleh layar gadget ternyata menyimpan berbagai ancaman kesehatan,” jelas Tjandra Lianto, Marketing Director ADVAN yang tengah mengembangkan teknologi reduksi sinar biru pada produk yang baru mereka perkenalkan, ADVAN i7 Tablet, di Jakarta.

Sinar Biru merupakan sinar terjauh yang dapat ditangkap oleh mata manusia (visible light). Dengan panjang gelombang (wavelengths) dikisaran 380 – 500 nm, energi sinar biru dikategorikan paling tinggi (High-Energy Visible) dibanding dengan sinar tampak lainnya. Sumber alami sinar biru adalah matahari, namun sinar biru juga dipancarkan oleh sumber lainnya yang bersifat non alami seperti lampu neon, LED screen, TV, smartphone, tablet, dan berbagai perangkat digital lainnya.

Walaupun kadar energi yang dipancarkan tak sebesar energi sinar biru dari matahari, namun sinar biru dari perangkat digital memiliki efek buruk secara jangka panjang bagi mata. Terlebih dengan meningkatnya penetrasi pengguna internet yang memicu ketergantungan hidup pada digital consumption membuat manusia semakin sulit terhindar dari radiasi sinar biru lebih dari 2 jam disetiap harinya. Akumulasi dari paparan sinar biru terhadap mata dapat mempercepat terjadinya Degenarasi Makula yang berujung pada resiko terburuk, yakni kebutaan. 

Selain itu, ancaman kesehatan lain seperti depresi, kanker, diabetes bisa disebabkan dari radiasi sinar biru ini. Secara alamiah sinar biru ada dimana-mana, dan semua orang berisiko terkena paparan sinar biru baik dari matahari maupun perangkat digital. Anak-anak dibawah umur 10 tahun dan orang diatas 45 tahun adalah kelompok orang yang paling rentan terkena dampak buruk radiasi sinar biru. Didukung oleh tingkat ketertarikan mereka pada dunia internet yang sudah menjadi makanan wajib sehari-hari generasi muda era kini.

Data lain yang dilansir dari Global Web Index pada Q4 2015 juga menunjukan bahwa tingkat konsumsi digital harian masyarakat melalui PC atau tablet saat ini secara rata-rata menghabiskan waktu selama 4 jam 42 menit dan melalui mobile phone selama 3 jam 33 menit. Belum lagi melalui tayangan televisi yang secara umum bisa menghabiskan waktu hingga 2 jam 22 menit disetiap harinya.

Memahami hal tersebut, maka ADVAN berupaya untuk menghadirkan teknologi  Tablet ADVAN i7 sebagai pilihan terbaik bagi generasi muda yang secara terbiasa menggunakan tablet lebih dari 2 jam. Keyakinan tersebut cukuplah beralasan, mengingat teknologi Eye Pro pada Tablet ADVAN i7 secara efektif mampu mereduksi (blue cut) bahaya radiasi sinar biru yang dipancarkan hingga 40%. Alih-alih menurunkan kualitas gambar, teknologi Eye Pro nyatanya mampu meningkatkan ketajaman layar serta kenyamanan pengguna saat berlama-lama menuntaskan pekerjaan maupun bermain dengan tablet Advan i7.

“Penting bagi kami untuk melakukan edukasi kepada masyarakat soal hal ini. Ke depannya, kami memiliki kampanye bertajuk #LoveYourEyes. Dengan membawa edukasi mengenai sinar biru ini, kami harapkan masyarakat dapat semakin melek akan kesehatan mereka ketika mengkonsumsi sebuah perangkat digital,” lanjut Tjandra.

Agar kampanye tersebut berhasil, ADVAN mengandalkan integrasi dari media komunikasi konvensional dan digital. “Kami akan buat gerakan ini dan mengajak masyarakat untuk peduli kesehatan mata dan menginformasikan bahaya dari sinar biru. Kami akan memanfaatkan digital flyer, kanal konvensional, dan memakai berbagai influencer agar masyarakat semakin aware dan senantiasa menjadi tim advokasi dari gerakan ini,” tambah Dodi Soufiadi, Media Director Endee Communication dari pihak agensi dibalik gerakan #LoveYourEyes.


Editor: Eko Adiwaluyo

Related