Sudah Buka Toko Online, Dua Hal Ini Masih Jadi Masalah UKM

profile photo reporter Estu Maranti
EstuMaranti
14 September 2020
marketeers article
Young beautiful Asian woman using smartphone and credit card for online shopping at home with copy space. E-payment technology, shopaholic lifestyle, or mobile phone financial application concept

Data Indonesia E-Commerce Association (idEA) memperlihatkan, dari Mei hingga Agustus 2020 terdapat penambahan 1,9 juta pelaku UKM yang membuat toko secara online di platform e-commerce.

Survei yang dilakukan oleh Mekari menunjukkan, sebanyak 90,8% responden yang bergerak di bidang bisnis ritel juga memiliki toko online di platform marketplace. Selain itu, 51,3% di antaranya pun memiliki lebih dari satu toko online di platform yang berbeda.

Namun, memiliki toko online di beberapa platform tidak menjamin kesuksesan bisnis UKM. Dibutuhkan strategi dan edukasi bagi UKM untuk memastikan keberlanjutan bisnis di platform online tersebut. Tujuannya, untuk menciptakan seller yang terpercaya dan berkualitas.

Standie Nagadi, VP Marketing dan Brand Mekari mengatakan, pemahaman mengenai platform yang berbeda dan pencatatan keuangan bisnis yang akurat dan realtime dapat menjadi kunci UKM untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya.

Dalam survei yang sama oleh Mekari memperlihatkan, terdapat dua hal utama yang menjadi tantangan responden dalam mengelola tokonya secara online. Sebanyak 42,1% menemukan kesulitan dalam pencatatan penjualan dan pengelolaan pembukuan, sementara 26,3% menemukan masalah dalam pengelolaan persediaan.

“Digitalisasi UKM tidak hanya berhenti di eksistensi mereka di platform marketplace saja, dibutuhkan supporting tools dan kemampuan menganalisa data yang tepat untuk memastikan penjual mengetahui langkah-langkah yang diambil dalam menjalankan bisnisnya secara daring,” kata Standie.

Di sisi lain, kolaborasi antar semua pihak juga dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan binis UKM di era digital. Standie mengatakan, momen ini menjadi penting untuk memastikan UKM Indonesia melakukan transformasi digital secara penuh guna memaksimalkan operasional bisnis.

“Sehingga, pemilik usaha bisa mengambil keputusan bisnis yang strategis dan penuh kehati-hatian untuk mengupayakan manajemen keuangan usaha tetap sehat di masa krisis ini,” tutup Standie.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related