Sukses Adira Insurance Berkat Konsisten pada Value Proposition

marketeers article

Industri asuransi jelas termasuk yang terpukul oleh pelemahan ekonomi yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat ini. Namun, dalam kondisi seperti ini justru bisa menunjukkan kekuatan suatu merek. Hanya merek merek yang memiliki perceive quality yang bagus yang akan tetap diterima pasar.

Salah satu merek asuransi kendaraan bermotor yang berhasil tumbuh dalam kondisi sulit adalah Adira Insurance. Seperti kita tahu, penjualan mobil dan motor di semester I tahun ini kalah jauh bila dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahkan, tanda-tanda adanya perbaikan di semester II juga belum nampak. Jelas, industri asuransi kendaraan bermotor pun ikut terpukul. Menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) premi kotor asuransi kendaraan bermotor hanya tumbuh 7%.

Pertumbuhan Adira Insurance memang sangat kecil, namun menjadi prestasi yang luar biasa di kondisi seperti sekarang ini. Keuntungan premi asuransi ini tumbuh 1% dan penopangnya adalah asuransi kesehatan dan properti.

Kunci keberhasilan dari Adira Insurance adalah konsistensi dalam menerapkan dan mengenalkan value proposition mereknya. Ada tiga value proposition yang dimiliki Adira Insurance, yakni caring, simple, dan reliable.

“Industri ini sangat volatile, masyarakat bisa mudah melupakan dan meninggalkan merek. Jadi, kami harus konsisten mengenalkan value proposition merek kami,” kata
Direktur Pemasaran Adira Insurance Donni Gandamana.

Salah satu hasil dari konsistensi ini, produk Adira Insurance berhasil memperoleh penghargaan Indonesia WOW Brand 2015 dari MarkPlus, Inc. Dua produk itu adalah Autocilin dan MotoPro.

Selain itu, kunci lainnya ada di diversifikasi produk. Perusahaan asuransi umum yang hanya fokus di kendaraan bermotor pasti babak belur menghadapi penurunan penjualan kendaraan bermotor ini. Nah, perusahaan asuransi mempunyai portofolio produk lain yang bermain di sektor kesehatan dan properti. Dua segmen inilah yang berhasil menutup penurunan perolehan polis dari kendaraan bermotor.

“Sekarang ini, komposisinya sekitar 55% untuk produk otomotif dan sisanya nonotomotif,” tambahnya

Related