Survei: 83% Pengguna Transportasi Online Pertimbangkan Tarif

marketeers article
Ilustrasi transportasi online. Sumber gambar: inDrive.

Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie bekerja sama dengan salah satu penyedia layanan transportasi online, inDrive melaporkan hasil survei terbaru terkait dengan industri transportasi daring. Dalam laporan tersebut, sebanyak 83% pengguna mempertimbangan besarnya tarif dalam melakukan pesanan.

Adapun survei kolaborasi tersebut dilaksanakan oleh tim peneliti Laboratorium Ilmu Politik Universitas Bakrie pada 26 Januari hingga 16 Februari 2023. Jangkauan survei mencakup 34 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang ditentukan secara proporsional.

BACA JUGA: Riset: Transportasi Online Jadi Pilihan Konsumen Urban

Diah Nikmahayati, Government Relations Specialist inDrive Indonesia menjelaskan latar belakang pekerjaan responden juga menunjukkan tren menarik, yang mana mayoritas mereka yang berprofesi sebagai wirausaha dan ibu rumah tangga menyetujui konsep tawar-menawar saat akan menggunakan jasa layanan antar-jemput dan pengiriman barang. Tendensi kelompok konsumen tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari meningkatnya harga kebutuhan pokok, serta persaingan usaha.

“Terbukti bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merupakan pengguna layanan transportasi online, yakni sebanyak hampir 83%. Sementara untuk moda kendaraan yang diminati, 85,52% pengguna transportasi daring paling sering menggunakan layanan ojek online, dan 14,48% sering menggunakan taksi,” kata Diah dalam keterangannya, Senin (20/3/2023).

Menurutnya, hasil survei juga menunjukkan jika mayoritas responden, yakni sebesar 52,5% dari seluruh responden, paling sering menggunakan jasa antar-jemput. Aspek keamanan turut menjadi prioritas utama yang dipilih responden.

BACA JUGA: Yang Dicari Konsumen Saat Memilih Transportasi Online

Sebanyak 84,94% responden setuju, jika kendaraan pengemudi harus dalam kondisi yang baik. Sementara itu, sebanyak 95,99% responden setuju jika pengemudi wajib patuh terhadap peraturan lalu lintas.

“Dari segi pengalaman pengguna, sebanyak 96.39% responden setuju jika aplikasi transportasi online harus mudah digunakan, serta 75,62% responden setuju jika aplikasi transportasi online harusnya tidak mudah mengalami error,” ujarnya.

Yudha Kurniawan, Peneliti Senior Ilmu Politik Universitas Bakrie menambahkan dalam survei tersebut, tim peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai frekuensi penggunaan transportasi daring, pengaruh besaran tarif terhadap preferensi penggunaan transportasi daring dan sejauh mana sejauh mana aspek layanan. Kemudian, mengukur pula aspek teknis aplikasi, dan keselamatan menjadi perhatian atau pertimbangan para pengguna jasa transportasi daring di Indonesia.

Penelitian survei nasional tersebut mengolah statistik mengenai persepsi dan perilaku pengguna transportasi daring di Indonesia. Hasil survei tersebut kemudian dipublikasikan melalui forum seminar yang diadakan di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan.

“Kerja sama strategis dengan inDrive merupakan misi dan komitmen kami, untuk bisa mendorong pengembangan industri transportasi daring di Indonesia agar dapat semakin maju,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related