Survei: Tingkat Stres Karyawan di Indonesia Terendah Se-Asia

marketeers article
Hybrid work after virus crisis, employee choice to work remotely from home or on-site office for best productivity and result concept, businessman with hybrid cloth work both from home and office.

Di masa pandemi, kesehatan menjadi faktor yang penting untuk dimiliki. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Mercer Marsh Benefit (MMB), tiga dari lima atau setara 58% karyawan Indonesia memberikan kepercayaan penuh kepada perusahaan untuk memberikan solusi kesehatan yang berkualitas tinggi, nyaman, terjangkau, dan aman.

Survei yang dilakukan konsultan Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut juga menemukan sekitar 17% dari karyawan Indonesia yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Sejalan dengan hal ini, tingkat stres karyawan Indonesia mencapai persentase 37%. Angka ini lebih rendah dibanding karyawan di Asia dan global.

“Kemampuan perusahaan dalam memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan ketangguhan karyawan menjadi salah satu temuan terpenting dari survei Health on Demand kami,” ungkap Presiden Direktur dan CEO PT Marsh Indonesia Douglas Ure.

Survei bertajuk ‘Health on Demand’ ini berhasil menggalang suara dari 14.000 karyawan di dunia termasuk 1.000 karyawan di Indonesia. Lebih lanjut, survei ini turut menyatakan bahwa 61% karyawan di Indonesia merasa kesejahteraannya diperhatikan oleh perusahaan. Karyawan ini juga sangat menghargai fleksibiltas dalam kerja dengan persentase sebesar 76%.

Dengan manfaat kesejahteraan yang diberikan perusahaan, hal ini berhasil memengaruhi tingkat semangat dan loyalitas karyawan. MMB mencatat, dari seluruh karyawan yang memiliki lebih dari enam manfaat kesejahteraan, 90% merasa lebih semangat bekerja, 60% menyebutkan kecil kemungkinan untuk meninggalkan perusahaan, dan 66% mengatakan biaya kesehatan akan sangat berharga bagi mereka dan keluarga.

Kesenjangan kesejahteraan

Temuan lain dari survei menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan antarkaryawan. Kurang dari setengah karyawan bergaji rendah yakni sekitar 38% memiliki manfaat kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan karyawan yang memiliki pendapatan lebih tinggi atau sekitar 59%.

Setelah melihat riset ini, kami sangat merekomendasikan kepada para perusahaan untuk menyamakan benefit ke karyawan. Bukan membedakan berdasarkan tingkat pendidikan atau jabatan,” ujar Senior Vice President, Employee Health & Benefit Mercer Marsh Benefit Indonesia Wulan Gallacher

Dengan pendekatan ini, karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka akan betah bekerja, terlibat, dan berkembang. Selain itu, perusahaan juga harus mengembangkan strategi kesehatan karyawan dengan memprioritaskan  fleksibilitas, pilihan, budaya peduli, dan memperluas manfaat kesehatan serta kesejahteraan. 

Related