Survei YouGov: 58% Orang Indonesia Siap Terima Influencer AI

marketeers article
artificial intelligence marketing | sumber: 123rf

YouGov, perusahaan riset dan analisis global mengeluarkan hasil penelitian terbaru terkait dengan konten pemasaran berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Dalam laporan tersebut, sebanyak 58% responden Indonesia merasa nyaman dengan konten gambar yang dibuat oleh AI.

Tidak hanya itu, 56% responden merasa nyaman dengan konten video yang dibuat oleh AI. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan konsumen di Hong Kong dengan persentase 51% untuk gambar dan 45% untuk video serta Singapura sebesar 37% untuk gambar dan 36% untuk video.

BACA JUGA: YouGov: 54% Konsumen Indonesia Lebih Percaya Review Netizen daripada Influencer

Adapun survei ini dilakukan melalui panel online milik YouGov. Di Indonesia, Hong Kong, dan Singapura, masing-masing melibatkan sekitar 500 hingga lebih dari 1.000 responden, dengan periode survei berlangsung antara 16 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia mengatakan, keterbukaan ini tidak hanya terbatas pada visual, tapi juga meluas ke berbagai format konten lainnya seperti unggahan media sosial (54%), artikel atau blog (51%), dan email newsletter (44%). Hal yang menarik, hampir 50% konsumen Indonesia bersedia berinteraksi dengan influencer digital berbasis AI atau lebih dari dua kali lipat rata-rata dari 17 negara yang disurvei (23%).

BACA JUGA: Survei YouGov: Mayoritas THR Dibelanjakan Produk Fesyen dan Makanan

Fakta tersebut lebih tinggi dibandingkan Hong Kong (40%) maupun Singapura (26%). Hal ini membuka peluang besar bagi merek dan platform digital untuk menjangkau audiens Indonesia yang sangat terbuka terhadap teknologi baru.

“Temuan ini mengindikasikan bahwa konsumen Indonesia relatif lebih nyaman dengan berbagai jenis konten pemasaran yang dihasilkan oleh AI, mulai dari gambar, video, hingga influencer digital. Di tengah tren brand yang semakin memanfaatkan AI untuk membuat konten, pemahaman terhadap preferensi konsumen seperti ini akan menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dan loyalitas jangka panjang,” kata Edward melalui keterangan resmi, Rabu (4/6/2025).

Meski terbuka terhadap teknologi, transparansi tetap menjadi perhatian utama. Sebanyak 78% responden Indonesia menilai penting untuk menyampaikan secara jelas apabila suatu konten dibuat menggunakan AI, menunjukkan tingginya ekspektasi terhadap etika dan komunikasi terbuka di era digital ini.

Tak hanya itu, 70% responden Indonesia menyatakan mereka mempercayai berita yang dibuat oleh AI sama atau lebih besar dibanding konten yang dibuat manusia. Jumlah ini tertinggi di antara negara-negara yang disurvei.

Namun, masih ada kekhawatiran. Hampir setengah dari konsumen di Indonesia, Hong Kong, dan Singapura menyuarakan keresahan atas hilangnya sentuhan manusia dalam konten yang dibuat AI, memperlihatkan pentingnya pendekatan yang seimbang antara inovasi dan empati.

“Seiring berkembangnya peran AI dalam industri pemasaran, memahami perbedaan tingkat kenyamanan dan ekspektasi konsumen di tiap negara menjadi sangat penting. Khususnya di Indonesia, keseimbangan antara manfaat teknologi dan transparansi akan menentukan seberapa efektif brand membangun hubungan yang bermakna dan bertanggung jawab dengan audiensnya,” tuturnya.

Related

award
SPSAwArDS