YouGov, perusahaan riset data global meluncurkan hasil penelitian terbaru terkait dengan pola membelanjakan tunjangan hari raya (THR) saat Lebaran 2025. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas masyarakat membelanjakan THR untuk kebutuhan fesyen dan makanan.
Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia menjelaskan, fesyen tetap menjadi kategori belanja utama, sementara pembelian online terus mengalami peningkatan di beberapa segmen. Adapun penelitian ini dilakukan pada pada Desember 2024, dengan melibatkan 2.012 responden dewasa di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Bank Mandiri Siapkan Tunai Senilai Rp 31,6 Triliun untuk THR ASN
“Survei ini menunjukkan bahwa preferensi belanja masyarakat Indonesia terus berkembang dengan pengaruh digitalisasi yang semakin besar. Meskipun fesyen tetap menjadi primadona, kami melihat pergeseran yang signifikan dalam pola konsumsi di berbagai kategori. Dengan memahami perubahan ini, pelaku bisnis dapat lebih efektif menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk meraih kesuksesan di momen penting Ramadan dan Lebaran 2025,” kata Edward melalui keterangan resmi, Senin (17/3/2025).
Survei YouGov menunjukkan, sebanyak 79% THR akan dibelanjakan untuk makanan dan minuman. Kemudian sebanyak 71% berencana membelanjakan THR menjadi dua kategori utama yang paling banyak direncanakan untuk dibeli dengan THR tahun ini yaitu makanan dan fesyen.
BACA JUGA: Pakar Sebut Kebijakan THR Mitra Ojol Perlu Pengkajian Undang-Undang
Selain itu, sebanyak 52% membeli kue dan hampers. Produk perawatan diri dan kosmetik juga memiliki persentase yang cukup besar yaitu 43% serta alas kaki 38%.
Dalam hal pola belanja, terdapat perbedaan yang menarik antara generasi muda dan generasi lebih tua. Gen Z dan Millennials lebih banyak mengalokasikan THR mereka untuk fesyen dan kosmetik, sementara Gen X dan Baby Boomers lebih fokus pada makanan dan hampers Lebaran.
Kemudian, ada pula pembelian paket data atau internet 55%, pembayaran listrik dan tagihan 46%, serta langganan hiburan 44% merupakan kategori dengan dominasi pembelian online. Pemebelian secara online juga dilakukan untuk kategori makanan dan minuman 58% serta obat-obatan dan vitamin 48% menunjukkan peningkatan dalam niat pembelian online dibandingkan tahun sebelumnya.
Produk elektronik dan peralatan rumah tangga mengalami pertumbuhan di kedua kanal online dan offline, menandakan fleksibilitas konsumen dalam memilih cara berbelanja. Di sisi lain, beberapa kategori masih lebih banyak direncanakan untuk dibeli secara offline.
Seperti di antaranya produk busana sebesar 75% dan perawatan diri serta kosmetik 68%, lebih banyak direncanakan untuk dibeli langsung di toko. Ini menunjukkan bahwa pengalaman langsung masih menjadi faktor penting dalam kategori ini.
Lalu ada pula kategori obat-obatan dan vitamin 45% tetap lebih dominan dalam pembelian offline, kemungkinan karena faktor kebutuhan mendesak dan kepercayaan terhadap konsultasi langsung dengan apoteker. Edward menyebut, tren belanja THR membuka peluang besar bagi ritel dan e-commerce.
Dengan meningkatnya belanja online untuk makanan dan kebutuhan rumah tangga, bisnis perlu memperkuat strategi pemasaran dan penjualan digital. Sementara itu, fesyen dan kosmetik tetap lebih banyak dibeli secara offline, sehingga promosi eksklusif di toko dapat menarik lebih banyak pelanggan.
“Selain itu, paket hampers dan bundling dapat menjadi strategi efektif bagi konsumen yang menjadikan hampers dan makanan sebagai prioritas belanja,” tutup Edward.