Synology: Anggaran Belanja IT di Perusahaan Bertambah hingga 7,5%
Perusahaan global penyedia solusi penyimpanan dan manajemen data, Synology menyebut, biaya belanja atau anggaran dari pembelian produk IT dari perusahaan di dunia telah meningkat 7,5% sepanjang tahun 2024. Data ini merupakan hasil riset yang dikeluarkan Synology bersama perusahaan riset Gartner.
Hasil riset juga menyebut bahwa lebih dari 70% tim IT perusahaan menghadapi keterbatasan anggaran. Di sisi lain, 51% lebih dari mereka tidak yakin dengan strategi perusahaan mengenai business continuity & disaster recovery (BCDR).
“Data ini menunjukkan kondisi pasar secara global. Kami belum memiliki angka spesifik untuk pasar Indonesia saja. Namun, kami menerima permintaan untuk jasa IT solution yang efisien,” ujar Thachawan Chinchanakarn, Southeast Asia Sales Head Synology Inc. saat ditemui di Jakarta, Senin (7/10/2024).
Dari sini, Synology memperkenalkan ekosistem perangkat penyimpanan Scale-out, perlindungan data ActiveProtect, dan sistem pengawasan berbasis Cloud C2 Surveillance Station.
BACA JUGA: Synology Incar Posisi Market Leader di Pasar NAS dan Storage Tanah Air
“Kami di sini membidik semua segmen, mulai dari UKM yang menjadi target pasar baru bagi kami hingga entreprise yang sudah lebih lama kami bidik, mulai dari sektor media, keuangan, dan lainnya,” ujar Clara Hsu, Country Manager Synology untuk Indonesia.
ActiveProtect
Solusi pertama berupa pengelolaan dan pencadangan data dari berbagai server secara terpusat. Solusi ini ditujukan untuk lembaga dari berbagai sektor, mulai dari layanan publik, finansial, hingga logistik yang memiliki banyak wilayah operasional.
ActiveProtect memungkinkan pencadangan hingga 2.500 server dengan antarmuka yang intuitif dan memiliki fleksibilitas. Dengan maraknya ancaman ransomware, ActiveProtect memberikan perlindungan immutable yang memungkinkan data tidak dapat dimodifikasi.
BACA JUGA: Google Lens Kini Bisa Lakukan Pencarian lewat Video dan Suara
Solusi penyimpanan Scale-out
Solusi penyimpanan scale-out pertama dari Synology ini membidik pelaku bisnis media, telekomunikasi, dan sektor lain yang membutuhkan daya peyimpanan dan skalabilitas tinggi sebagai target pasar.
“Semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor yang mempercayakan solusi penyimpanan dan keamanan data ke Synology. Dan, Indonesia menjadi salah satu kontributor utama dari pendapatan kami yang tengah tumbuh hingga 150% (year on year) di pasar Asia Tenggara,” lanjut Thachawan.
C2 Surveillance Station
Tak hanya penyimpanan data, perusahaan juga memperluas portofolio bisnisnya di pasar CCTV atau pengawasan melalui C2 Surveillance Station. Di dalam pengembangannya, video pengawas ini berbasis Cloud dengan kemampuan deteksi menggunakan AI edge.
Ya, perusahaan tidak memerlukan server atau penyimpan fisik untuk menjalankan sistem pengawasan ini. Pelaku bisnis di sektor ritel, transportasi, dan real-estate menjadi target pasar dari Synology.