Tahun 2021, SiCepat Fokus Kembangkan Infrastruktur

marketeers article

Penjualan daring di berbagai sektor meningkat selama pandemi. Masyarakat konsumen memiliki kebiasaan baru dengan belanja di platform-platform daring seperti ecommerce. Pandemi juga mendorong mereka selektif dalam membelanjakan uangnya, khususnya untuk kebutuhan mereka sehari-hari yang mendukung pola hidup sehat. 

 “Intinya, pandemi mengubah perilaku konsumen di seluruh dunia. Dan, banyak perusahaan yang berbasis teknologi antusias mengembangkan layanannya dengan teknologi-teknologi yang menjadikan layanannya makin relevan dengan konsumen,” ujar Wiwin Dewi Herawati,Chief Marketing Officer SiCepat Ekspres dalam MarkPlus Industry Rountable, Selasa (21/10/2020). 

Meningkatnya belanja daring ini menjadi berkah tersendiri bagi para pemain logistik seperti SiCepat. Pasalnya, kebutuhan tersebut dipenuhi dengan layanan antarbarang. Meski sedang tumbuh, Wiwin mengatakan perlu upaya menjaga kualitas layanan dan produktivitasnya. “Berkembangnya e-commerce menciptakan kebutuhan akan jaringan logistik yang lebih luas dan fleksibel,” ujar Wiwin. 

Salah satu tantangan di sektor logistik adalah tingginya rasio antara biaya logistik dan harga barang yang diantara. Di segmen business to consumer (B2C), hal tersebut sering terjadi dan menjadi keluhan pelanggan. Mereka mengirim barang yang harganya tidak seberapa namun harus membayar ongkos kirim yang mahal atau bahkan lebih tinggi dari harga barang.

“SiCepat justru berinovasi dengan memberikan layanan-layanan yang lebih terjangkau, khususnya di masa sulit seperti sekarang. Kami menyadari, para pelaku UKM yang menjadi pelanggan kami, terimbas pandemi sehingga produktivitas mereka turun. Kami meluncurkan produk HaLu (Harga Mulai Lima Ribu) untuk ecommece. Ini cukup diminati oleh para pelaku UKM karena meskipun barang yang mereka akan kirimkan kecil dalam kuantitas dan murah, mereka masih bisa menggunakan layanan SiCepat ini dengan murah pula,” katanya.

Kontribusi HaLu pada pendapatan SiCepat, sambung Wiwin, cukup signifikan. Menurutnya, HaLu berkontribusi 70% terhadap total pendapatan perusahaan, disusul layanan reguler dan kargo melalui GoKil alias kargo kilat. Secara umum, 90% transaksi SiCepat terjadi di ecommerce, 8% di social commerce, dan 2% business to business.

Menyambut tahun 2021, SiCepat tengah menyiapkan beberapa rencana. Wiwin mengatakan, SiCepat akan lebih fokus pada pengembangan infrastruktur, khususnya pengembangan digital touch point yang diharapkan bisa mempermudah urusan penjual dan pembeli dan memberikan pengalaman baru bagi mereka.

“Karena tren makanan dan minuman meningkat, kami juga mengembangkan layanan sameday delivery untuk pengantaran makanan dan minuman tersebut. Intinya, inovasi harus dilakukan terus dan cepat sesuai dengan tren yang ada,” pungkas Wiwin. 

Related