Tahun 2022, Influencer Marketing Semakin Dilirik Para Brand

marketeers article

Berdasarkan data dari Nielsen Global Trust in Advertising, rekomendasi dari orang terdekat adalah bentuk pemasaran yang paling dapat dipercaya. Didukung oleh data yang sama,  89% orang Indonesia menempatkan kepercayaan yang lebih tinggi dari rekomendasi teman mereka ketika diperkenalkan ke produk dan layanan baru.

Sementara data dari Sprout Social, 74% konsumen membuat keputusan untuk membeli dari rekomendasi di media sosial. Melihat kedua data tersebut, tak heran pemasaran melalui influencer atau kerap dikenal sebagai influencer marketing menjadi strategi baru yang dilirik oleh para pemilik merek.

Ben Ramli, COO sekaligus Co-Founder Partipost menyampaikan bahwa tak sedikit juga para merek memiliki keraguan untuk menggunakan influencer marketing. Ia memaparkan ada tiga tantangan yang dihadapi oleh para merek dalam praktiknya. Pertama, para merek seringkali kesulitan mencari influencer yang tepat untuk menyesuaikan visi yang ingin dicapai. Kedua, dikenakan anggaran yang besar dengan memilih influencer yang banyak namun kampanye kerap berakhir tidak efektif. Ketiga, terkait permasalahan influencer yang menggunakan pengikut palsu.

“Mencari influencer yang tepat memang sulit. Sebagai merek, kita perlu menilai influencer dari keseluruhan dan tak hanya melihat dari jumlah pengikut. Salah satunya bisa dilihat dari kualitas konten yang ditampilkan dan engagement yang dihasilkan,” ujar Ben pada acara MarkPlus Conference 2022, Rabu, (08/12/2021).

Menurut data dari Hubspot Marketing Industry Trends, di tahun 2022 influencer marketing menjadi tren marketing nomor satu dari 5 tren lainnya. Di antaranya desain website yang mobile-friendly, konten video pendek, acara virtual dan melalui experiential marketing. Sekitar 21% dari pemasar akan mencoba strategi ini dan 46% yang pernah mencoba, akan meningkatkan kembali investasinya pada strategi ini.

Partipost menjadi salah satu end to end influencer marketing platform yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan berbagai merek dari beragam industri. Antara lain industri fesyen, kecantikan, kuliner, fast moving consumer goods (FMCG), teknologi dan masih banyak lagi. Menurut Ben, saat ini nano influencer dengan jumlah pengikut kurang dari 10 ribu pengikut menjadi influencer yang sedang diminati.

“Ini adalah strategi baru. Nano influencer merupakan everyday people yang akan mampu memengaruhi orang terdekat. Memiliki pengikut yang merupakan kerabat maupun orang-orang di lingkungan sekitar. Sehingga, interaksi berjalan lancar dan secara efektif mampu meningkatkan keterikatan pengikut dengan merek,” tutup Ben.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related